Sabtu, 30 Desember 2017

TRIP TO CURUG CIAWITALI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO LIDO SUKABUMI

Sehabis liburan panjang Natal kemarin rasanya belum puas berkunjung ke curug, seminggu kemudian ada libur panjang lagi yaitu liburan Tahun Baru 2018. Karena pada tanggal 1 Januari 2018 saya masuk kerja akhirnya saya berencana untuk berlibur pada hari sabtunya. Kontek kontekan di grup sudah banyak acara wisata tahun baruan, akhirnya sehari sebelum hari H saya mengontek Deni dan dia pun bisa untuk pergi ke curug pada sabtu nanti, seperti biasa semua serba tahu bulet yang dadakan pasti jadi.hehehe Curug yang akan kami datangi yaitu Curug Ciawitali yang berada di Kp.Ciwaluh Ds.Wates Kec.Cigombong Sukabumi, sebelumnya saya juga pernah ke daerah ini yaitu ke Curug Batu Keni yang berada di atas dari Curug Ciawitali yang memakan waktu 3 jam treking.



Sabtu pagi pukul 05.30 saya pun menyamper Deni yang tidak jauh dari rumah saya di Tambun, langsung saja kami berdua start berangkat agar sampai rumah keadaan masih sore target jam 4-5 sore sudah sampai rumah kembali karena si Deni ada acara pengajian sehabis magrib. Jalur yang kami lalui meliputi Tambun – Bekasi – Bantar Gebang – Ps. Cileungsi – Ps. Citeureup – Sirkuit Sentul – Jalan Raya Bogor – Kebun Raya Bogor – Tol Ciawi – Caringin – Lido – Desa Ciwaluh. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul kami belok ke kanan ke arah Jl.Raya Bogor.


Melewati Kebun Raya Bogor, disini banyak polisi yang sedang berjaga jaga padahal kondisi masih pagi, sepertinya ada orang penting yang mau lewat. Lanjut terus sampai Tajur kemudian Tol Ciawi ambil ke arah Sukabumi, jalanan ke arah Sukabumi sudah bagus dan jembatannya pun sudah selesai diperbaiki sehingga tidak terjadi kemacetan, sesampainya di depan Hotel Lido Lakes & Resort kami masuk ke dalam melewati portal lurus terus kedalam.



Terus saja sampai bertemu perkampungan lalu ada pertigaan kami belok ke kiri ke arah Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol TNGGP.



Terus ke dalam, jalanan disini sudah di aspal halus, sampai ada pertigaan kami belok ke kiri ke Kp.Ciwaluh, di pertigaan ini terlihat pemandangan dari Gunung Pangrango di pagi hari yang sangat indah, ada juga sepertinya rombongan pengunjung lain yang akan menuju Kp.Ciwaluh ini.




Jalanan berupa cor coran naik turun, sesekali kami temui warga setempat yang sedang memanen jagung disini, 2 hari ke depan adalah tahun baru sehingga pas sekali untuk memanen jagung.




Lanjut kami tiba di Kp.Ciwaluh dengan jalanan aspal halus yang hanya muat dengan satu motor.




Kami berhenti di tengah perjalanan di sebuah warung untuk bertanya tempat memarkirkan motor, ternyata parkiran motor masih di depan lagi, setelah sampai ujung sebelum area persawahan kami memarkirkan motor di salah satu rumah warga, hanya motor kami saja yang terparkir disini sisanya motor dari warga setempat.



Kami lanjut perjalanan dengan memulai treking melintasi area persawahan yang sedang panen.



Melintasi sisi sungai dengan air yang jernih, terdapat beberapa petunjuk di perjalanan yang mengarahkan ke Curug Ciawitali sehingga kita tidak perlu takut nyasar.




Setelah trekking kurang lebih 30 menit dari parkiran motor tadi, kami sampai di pintu masuk dari Curug Ciawitali, HTM untuk masuk ke Curug Ciawi Tali ini 5.000/orang. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju curugnya kami ngobrol ngobrol sejenak dengan ketiga penjaga disini karena waktu pun masih pagi sekitar 09.00, menurut penjaganya disini masih banyak curug curugnya selain Curug Ciawitali ada juga Curug Cisadane yang lagi rame itu perjalanan 2 jam, terus di atasnya lagi ada Curug Batu Keni perjalanannya 3 jam, terus Curug Cikaweni, Curug Cilengkong, Curug Joblag, Curug Cipadarenten dan yang paling tinggi yaitu Curug 72 perjalanan bisa memakan waktu 5 jam berjalan kaki, nanti sore juga kata penjaganya ada rombongan sekitar 30 orang yang ingin ngecamp di Curug Cisadane, suatu saat w pasti akan ke Curug Cisadane.



Lanjut perjalanan ke Curug Ciawitali mengikuti jalan setapak, lalu ada sebuah plang di perjalanan yang mengarahkan ke kanan jalan menuju Curug Ciawitali.




Melintasi pingiran sawah dan sungai, lalu naik ke atas terlihat sudah sangat dekat dari Curug Ciawitali.




Akhirnya tibalah kami di depan Curug Ciawitali, Curug Ciawlitali ini memiliki keinggian sekitar 20 meter dengan kedalaman sepinggang sampai sedada orang dewasa, baru kami berdua yang mengunjungi Curug Ciawitali di pagi ini.




Banyak spot spot yang menarik untuk berfoto disini, tulisan tulisan yang unik yang baru saya temukan ketika berkunjung ke curug.hehehe







Air di Curug Ciawitali ini cukup keruh dikarenakan di atasnya adalah area persawahan, sebelumnya saya pernah ke Curug Batu Keni dan melintasi atas dari Curug Ciawitali perjalanannya memakan waktu 3 jam, trek yang berat 3 trek pertama berupa tanjakan, sisanya trek bonus.



Ketika hari sudah mulai siang, barulah pengunjung lain mulai berdatangan dan sepertinya juga penduduk lokal yang tidak jauh dari Kp.Ciwaluh. Pukul 11.30 kami sudahi kunjungan kami berdua di Curug Ciawitali ini untuk mengejar watu agar sampai rumah masih sore. Jalur pulang kami berbeda dengan jalur berangkat tadi, kami mengambil jalur lewat St.Cigombong lalu tembus di Kebun Raya Bogor nantinya, perjalanan lewat sini sangat lancar & lengang mungkin karena sedang libu panjang alhasil waktu yang di tempuh menjadi lebih singkat. Sesampainya di daerah Sentul turun hujan deras, kami bersiap siap memakai mantel di perjalanan agar tidak basah kehujanan, sampai di Bekasi malah sebaliknya tidak turun hujan dan kami pun tiba kembali di Bekasi pas tepat jam 4 sore.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.

Sabtu, 23 Desember 2017

TRIP TO CURUG KALIMATA GUNUNG PANCAR BOGOR

Libur panjang selama 4 hari ke depan harus dimanfaatkan untuk berkunjung ke tempat tempat adem pegunungan. Hari Sabtu 23 Desember 2017, kami merencakan untuk berlibur ke sebuah curug, saya mempunyai usulan 3 curug yaitu Curug Kalimata (Sentul), Curug Awitali (Lido) dan Curug Sentral (Sukabumi), teman teman sepakat untuk ke Curug Kalimata saja karena lokasinya lebih dekat dengan Jakarta. Curug Kalimata ini berada Gunung Pancar tepatnya di Ds.Karang Tengah Kec.Babakan Madang Bogor.



Pada sabtu pagi, saya mulai bersiap dari rumah saya di Tambun pukul 05.30, titik pertemuannya di Pasar Cileungsi, disana nantinya akan berkumpul seperti Pak Badi, Pak Yusuf, Pak Ade, Pak Dudy, Mba Iin dan Eko. Jalur yang akan kami lalui meliputi Pasar Cileungsi – Pasar Citeureup – Sirkuit Sentul – Jungle Land – Pemandian Air Panas – Curug Handeleum – Curug Kalimata. Pukul 08.00 kami bertujuh telah tiba di Pasar Cileungsi. Kami berangkat untuk menuju Jungle Land yang menjadi titik temu kedua karena ada yang berangkat lewat Jl.Raya Bogor. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul kami lurus ke arah Babakan Madang.

Pukul 08.40 kami tiba di depan Jungle Land, kami berenti sejenak untuk menunggu yang lain seperti Mba Yunita, Pak Richard, Mba Mimi dan suaminya. Di depan Jungle Land kami juga sempat mengisi perut sebentar bagi yang belum sarapan pagi karena kami tidak tahu trek seperti apa nanti untuk ke Curug Kalimata, di antara kami belum ada yang pernah ke Curug Kalimata sebelumnya. Setelah semuanya siap kami lanjutkan perjalanan lagi yang sedikit lagi sampai, dari perempatan Jungle Land naik ke atas ke arah Gunung Pancar, melewati pemandian air panas gunung pancar lurus terus, melewati Curug Handeleum dan akhirnya sampai di spanduk masuk dari Curug Kalimata yang berada di kanan jalan. Curug Kalimata ini jika dari arah Sentul gerbang masuknya setelah Curug Handeleum atau sebelum Curug Putri Kencana, jika masuk via Pasar Cileungsi (Cibadak) atau Jonggol (Sukamakmur) letaknya setelah Curug Putri Kencana.

Jalanan masuk dari spanduk ini sudah bagus di cor tapi langsung di sambut dengan tanjakan tajam, sehingga salah satu motor dari rombongan kami terjatuh ketika naik di tanjakan ini, motor si Eko tidak bisa melanjutkan perjalanan lagi sehingga harus dititipkan di salah satu rumah warga dengan meminta izin terlebih dahulu, sedangkan yang lain melanjutkan perjalanan dengan menaiki motor bergantian karena masih lumayan jauh kata penduduk yang kami tanyakan.




Jalanan disini pun telah diberi petunjuk jalan bagi pengunjung yang ingin mengunjungi Curug Kalimata jadi tidak akan nyasar.





Di salah satu jalan kami berhenti untuk melihat keadaan jalan di depan apakah bisa kuat dilalui motor atau tidak, agar tidak terjadi sesuatu akhirnya kami semua memarkirkan motor di salah satu rumah warga juga yang tidak jauh dari gerbang masuk Curug Kalimata, disini kami meminta izin kepada warga untuk memarkirkan motornya disini dan berbagi rezeki. Perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki menuju gerbang masuk Curug Kalimata, perjalanan treking menuju gerbang masuknya sangat memanjakan mata dengan pemandangan hijau pegunungan, area persawahan yang sedang ditanami padi menjadi pemadangan yang menarik.





Tidak lama setelah treking sekitar 10 menit dari rumah warga tadi kami tiba di gerbang masuk dari Curug Kalimata, untuk HTM 15rb/orang, selain curug disini juga banyak disediakan paket wisata lain seperti Climbing 75rb/orang, Penyewaan Hammock 20rb/jam, Jungle trip 35rb/orang, Sepeda wisata 30rb/orang, Guide 50rb/jam dan Ticket camping 25rb/orang.



Perjalanan kami lanjutkan treking menuju Curug Kalimata, cuaca yang sangat cerah serta medan yang terus menanjak membuat kami cukup kelelahan, sudah sekitar 20 menit berjalan dari gerbang masuk tadi lalu kami putuskan untuk istirahat sejenak di sebuah warung yang kosong yang di temui saat perjalanan treking.







Setelah tenaga terkumpul lagi, perjalanan treking kami lanjutkan, melewati trek berbatuan yang tersusun rapi, trek tanah dan beberapa kali ada jembatan dari kayu, rata rata trek menanjak. Perjalanan treking ini pun beberapa kali disuguhkan beberapa curug curug kecil yang berada di seberang sungai, namun akses jalananya belum di buat, bisa menjadi potensi wisata curug curug kecil ini jika dikembangkan.






Ada salah satu spot yang kami temui disini yaitu sebuah leuwi yang bernama Leuwi Bungah, mungkin leuwi ini berbentuk sebuah bunga jadi dinamakan seperti itu, kami tidak sempat mampir ke Leuwi Bungah ini karena fokus ke perjalanan Curug Kalimata.



Ternyata di tengah perjalanan ada parkiran motor, jika motor kuat bisa di parkir sampai disini, jika mau sehat jalan kaki begini keluar keringet.hehehe



Ada sebuah warung lagi di tengah perjalanan, kami berhenti sejenak untuk melepas lelah, kata pemilik warungnya sudah tidak jauh Curug Kalimata tinggal 5 menit lagi melewati 2 kali tanjakan. Disini satu persatu dari kami mengambil air sungai untuk disimpan ke dalam botol, ya air sungai, air sungai disini bening dan dingin jadi aman dan segar jika di minum, seperti habis masuk kulkas.




Setelah melewati 2 kali tanjakan akhirnya kami tiba di sebuah warung yang ada persis di depan Curug Kalimata, jadi kalau kesini jangan takut kelaperan karena sudah ada warung yang menyediakan makanan, kalau haus tinggal minum aja di sungai.hehehe Total perjalanan treking yang kami lalui kurang lebih sekitar 1 jam, mungkin jika terus treking tanpa berhenti hanya 30 menit dari gerbang tiket masuk tadi.



Curug Kalimata ini memiliki 2 tingkatan curug, di tingkat bawah curug memiliki tinggi sekitar 8 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter.





Untuk menuju Curug Kalimata tingkat atas kami harus berjalanan naik, jalurnya pun sudah di buat dengan bagus dan ada warung pula di Curug Kalimata tingkat atas ini.



Akhirnya setelah treking yang melelahkan, terbayarkan dengan kesegaran air dari Curug Kalimata, langsung saja kami berganti pakaian lalu nyebur ke Curug Kalimata.



Curug Kalimata ini memiliki ketinggian sekitar 20 meter dengan kedalaman hanya sepinggang orang dewasa.



Tidak ada pengunjung lain di Curug Kalimata ini jadi sangat puas dan senang bisa menikmati Curug Kalimata menjadi curug private, kebahagiaan yang tidak ternilai harganya.









Setelah cukup lama bermain air di Curug Kalimata sekitar 2 jam lebih, pukul 13.30 kami beranjak menganti pakaian di kamar ganti yang ada di bagian bawah Curug Kalimata lalu mengisi perut dan bersantai di saung diwarungnya. Setelah semua kenyang dan selesai berganti pakaian kami sudahi kunjungan kami di Curug Kalimata ini untuk kembali ke parkiran motor. Perjalanan pulang terasa sangat begitu cepat karena treknya terus menurun dan menurunnya juga standar jadi tidak cape, sesampainya di gerbang masuk Curug Kalimata turun hujan deras dan kami berteduh sejenak sambil melepas canda di antara kami.

Hujan sudah agak reda dan kami lanjutkan menuju parkiran motor yang berada di depan rumah warga, setelah berterima kasih kepada salah satu warganya karena sudah bersedia menjaga motor kami lalu kami berpamitan untuk pulang. Motor Eko yang pada saat berangkat tadi terjatuh sehinggan bagian oper giginya macet sudah bisa kembali sehinggan perjalanan pulang lancar, di salah satu rumah makan padang di daerah Babakan Madang kami mampir sejenak untuk mengisi perut karena sudah keleahan dan ngantuk berat, harus di isi tenaga kembali agar perjalanan pulang sampai ke rumah aman. Di Pasar Citeureup kami berpisah masing masing jalur pulang dan sampai di rumah dengan aman serta senang.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.