Minggu, 26 Maret 2017

TRIP TO RAWA GEDE, CURUG CIBUNTU, CURUG CIBEUREUM, CURUG AWITALI & CURUG CIDULANG JONGGOL BOGOR

Ada 2 buah curug yang belum saya kunjungi di daerah Jonggol Bogor yaitu Curug Cibeureum dan Curug Tonjong, banyak yang belum mengetahui tentang keberadaan curug ini karena belum banyak postingannya di internet, curug yang terkenal di daerah ini yaitu Curug Ciherang dan Curug Cipamingkis, kali ini saya akan mengunjungi Rawa Gede dan Curug Cibeureum yang berada di Ds.Sirnajaya Kec.Sukamakmur Bogor.


Hari Minggu 26 Maret 2017 saya dan Supardi berencana berkunjung kesana, minggu pagi saya langsung samper ke rumah Supardi, biasa kalau ora di samper bangunnya siang tu bocah.hehe Jam 07.00 kami pun berangkat dari Tambun, jalur yang kami lalui meliputi Bekasi – Bantar Gebang – Cileungsi – Mekarsari – Jonggol – Dayeuh – Sukamakmur – Rawa Gede. Setibanya di pasar jonggol kami berbelok ke kanan ke arah Dayeuh/Sukamakmur.



Lurus terus saja mengikuti jalan, kira kira 45 menit nanti bertemu sebuah pertigaan di Pasar Desa Sukamakmur yang jika lurus mengarah ke Citerureup/Sentul, jika ke kiri mengarah ke Gunung Batu/Mekarwangi, lalu kami mengambil ke kiri menuju Gunung Batu/Mekarwangi.



Lurus terus saja mengikuti jalan kira kira 20 menit nanti bertemu pertigaan yang mengarahkan jika ke kiri menuju Gunung Batu/Tanjung Sari dan jika ke kanan menuju Pinus/Mekarwangi, kami mengambil ke kanan menuju Pinus/Mekarwangi.


Dipertengahan jalan kami melihat spanduk Curug Tonjong, di lihat dari bentuknya curug ini cukup pendek, jadi kami meneruskan perjalanan kembali, ya jika kondisi sehabis dari Curug Cibeureum nanti masih agak siang akan kami sempatkan untuk berkunjung ke Curug Tonjong ini.



Tidak lama dari Curug Tonjong ini, kira kira 20 menit dari pertigaan Gunung Batu tadi kami tiba di gerbang masuk Rawa Gede dan Curug Cibeureum, lokasinya sebelum dari Curug Ciherang.



Wisata yang terkenal disini bisa dikatakan adalah Rawa Gede, untuk curug didalamnya masih banyak yang tidak tahu. Dari jalan masuk ini mengikuti jalan lurus saja jangan berbelok belok atau jika bingung ada pertigaan tinggal menanyakan pada warga sekitar saja. Jalanannya pun masih tidak begitu rata disini masih bebatuan dan menanjak.



Sekitar 15 menit masuk dari spanduk Curug Cibeureum tadi nanti akan bertemu sebuah pertigaan dengan plang nama ditengahnya yang mengarahkan jika ke kiri menuju ke Rawa Gede  jika lurus kami belum tahu kemana arahnya, lalu kami ambil ke kiri ke arah Rawa Gede.






Dari jalanan ini cukup indah pemandangannya sangat memanjakan mata kita, dengan deretan bukit yang memanjang dengan sedikit berkabut.



Tidak lama sampailah kami di depan pintu masuk Rawa Gede sekitar pukul 10.00, HTM ke Rawa Gede ini 15.000/orang, kami sempat bertanya tentang Curug Cibeureum, menurut penjaga loketnya kalau Curug Cibeureum itu masih lurus dari Rawa Gede dan jika masuk kesana dikenakan biaya masuk lagi sekitar 10.000/orang karena yang mengelola dari orang perhutani, disana juga ada 2 curug lagi yaitu Curug Awitali dan Curug Cidulang tapi lokasinya lumayan jauh dari Curug Cibeureum.



Setelah mendengar penjelasan dari penjaga loket Rawa Gede tadi kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Rawa Gede, melewati beberapa pemukiman warga dan akhirnya kami sampai di depan Rawa Gede.



Sesampainya di Rawa Gede kami melepas lelah dahulu di warung sambil istirahat, minum kopi dan makan makan snack dari warung.


Banyak orang orang yang sedang melakukan kemping di sebrang Rawa Gede, memang cukup indah untuk kemping disini karena suasana nyaman, sejuk dan pemandangan yang indah.






Di Rawa Gede ini ada sebuah curug yang tidak terlalu tinggi yaitu Curug Cibuntu, curug ini jatuh diantara tebing tebing serta bertingkat bentuknya.





Dari Curug Cibuntu kami naik ke atas bukit dari Rawa Gede, darisini terlihat semua pemandangan dari Rawa Gede dan ada sebuah curug kecil yang mengalir.






Setelah wilayah Rawa Gede kami telusuri, kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Cibeureum. Jalur menuju Curug Cibeureum ini cukup menyulitkan karena jalannya masih berbatu serta menanjak tajam sehingga sering kali motor saya tidak kuat naik.





Tepat setelah tanjakan akhirnya kami sampai di depan Curug Cibeureum, pemandangan Curug Cibeureum dari kejauhan cukup indah.







Pada loket tiket masuk terlihat tidak ada orang yang berjaga, lalu kami pun berhenti di sebuah warung satu satunya disini untuk mengisi perut dahulu dan minum kopi. Ada seorang warga sini yang menghampiri kami dan ternyata warga ini adalah penjaga loketnya serta pemilik dari warung ini, kami pun langsung berbincang bincang dengan penjaga ini, menurut penjaga ini Curug Cibeureum ini dikelola oleh perhutani dan HTMnya 10.000/orang, selain dari Curug Cibeureum ini juga ada 2 curug lagi yaitu Curug Awitali dan Curug Cidulang tidak terlalu jauh jalannnya sekitar 30 menit, kalau di Curug Cibeureum ini ngga bisa berendem tapi kalau di Curug Cidulang ada kolamnya buat berendem. Wah mendengar penuturan penjaga ini kami pun langsung berkeinginan untuk menelusuri Curug Awitali dan Curug Cidulang. Akhirnya di Curug Cibereum ini kami hanya berfoto foto saja sebagai dokumentasi.hehe Curug Cibeureum ini meiliki ketinggian sekitar 20 meter dengan tidak ada kolam di bawahnya jadi airnya langsung mengalir ke bawah.




Setelah berfoto foto kami dan penjaga ini langsung berangkat menelusuri hutan untuk menuju ke Curug Awitali dan Curug Cidulang, jalurnya lumayan sulit karena belum dibuat, mungkin jika tidak ditemani oleh warga sini pasti akan tersesat.




Dipertengahan jalan kami melewati Curug Awitali dengan aliran airnya yang cukup kecil dengan ketinggian sekitar 15 meter dan hanya bisa dipandangi saja.





Ada sebuah pertigaan yang jika ke kiri (bawah) menuju ke Rawa Gede sedangkan ke kanan menuju ke Curug Cidulang, mungkin suatu saat nanti bisa menelusuri Curug Cidulang dari Rawa Gede biar ngga kena HTM lagi.hehehe




Ditengah perjalanan kami menemui sebuah petilasan, yang menurut penjaga ini merupakan petilasan dari Eyang Surya Kencana, banyak orang yang datang kesini pada hari hari tertentu katanya.










Akhirnya kami pun sampai di Curug Cidulang, Curug Cidulang ini memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan kedalaman kolam sedada orang dewasa.




Kondisi air di Curug Cidulang ini sangat dingin dan bening, saya pun menghilangkan dahaga dengan meminum langsung dari kolam Curug Cidulang dan rasanya sangat segar.



Setelah puas mandi di Curug Cidulang, kami berjalan kembali ke warung tadi untuk mengisi perut agar ada tenaga saat pulang. Selesai makan dan ganti baju lalu kami pun pamit pulang pada penjaga di Curug Cibeureum ini.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.


Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.

16 komentar :

  1. Ralat.. Samper ga di samper w mah subuh udah bangun.... Sekate2 u...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha maklum keingetan abis ke curug ciputri, d samper si ali jam 9 baru bangun.

      Hapus
  2. --> HTM ke Rawa Gede ini 15.000/orang <-- tapi gambar tiketnya 7500... untuk ke curug cidulangnya apakah harus membayar lagi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang beberapa tempat wisata suka begitu g sesuai dengan harga yg tertera ditiketnya... Ke curug cidulang masuk lewat curug cibeureum kena HTM lagi, tapi kayaknya dari rawa gede ada jalur ke curug cidulang... kemarin temen habis dari sana katanya ada jalur lain yg g bayar, jalan pintas lewat curug tonjong katanya.

      Hapus
  3. mantap tulisannya...jadi penasaran nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Datengin pak, t4y adem cocok buat wisata menenangkan diri.

      Hapus
  4. Kira² kalo utk prewed bgus gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus d rawa gede pemandangany & tamany jg udh rapih.
      Kalau d curug cidulangy keburu cape dluan nti hrs treking dulu.

      Hapus
    2. masyallah tapi tracknya itu yg rada" bikin kapok. tp masih penasaran ke. curugnya. cos yg sudah cuma sampe rawa gede

      Hapus
  5. apa kah ada akses(jalan) untuk sampai ke puncak air terjun nya?thx

    BalasHapus
  6. Jika pakai mobil ke rawa gede bisa om?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa, tp agak ribet jg klo ada kendaraan lawan arah krna cm muat 1 mobil jlan'y.

      Hapus
  7. Sudah coba bulan Juni kemarin. Sukses naik motor sampai ke curug Cibereum. Trek terjal dan berbatu. Tidak disarankan untuk menggunakan motor matic. Utk rute turunnya engine brake sangat menolong. Bisa ngecamp juga di dkt curug Cibereumnya. Makanan bisa masak sendiri atau pesen di warung dkt curug. Utk biayanya kmrn habis Rp22.500,- sudah include uang parkir motor.
    Kemarin sih nyobain kesana pk motor kopling (Kawasaki W175). Hehehehe
    Nice post admin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Motor matic kudu dorong.hehe
      Mudah mudahan ke depannya bisa di aspal halus jadi kuat nanjak buat jenis motor apa pun, bisa menambah rezeki juga buat warga setempat kalau wisatanya ramai.

      Hapus
  8. Ok dah blog nya mantap jd oengen coba nih

    BalasHapus