Minggu, 23 September 2018

TRIP TO CURUG LARANGAN KAMPUNG CISAAR DESA GIRIMUKTI SUKABUMI

Pada touring sebelumnya ke Geoprak Ciletuh, teman teman saya berkunjung ke salah satu curug yang masih alami disana namanya Curug Larangan yang berada di Kp.Cisaar Ds.Girimukti Kec.Ciemas Sukabumi, airnya pun sangat jernih, berbeda dengan curug curug lain di Ciletuh yang alirannya dari sungai yang berwarna coklat, saya tidak bisa ikut waktu itu karena ada keperluan. Saya penasaran dengan Curug Larangan ini, akhirnya dengan trip yang dadakan hanya berdua saja, saya pun mencoba kesana.Hari jumat saya mengontek Pardi apakah dia bisa pergi ke Curug Larangan ini, jika bisa rencananya kami akan berangkat sehabis ashar, soalnya kalau berangkat malam walau sudah minum kopi banyak pasti ngantuk ngantuk juga di jalan, oke dia pun bisa berangkat untuk mengexplore Curug Larangan esok harinya.



Pukul 14.30 saya samper ke rumahnya Pardi karena tidak begitu jauh juga dari rumah saya, mulailah kami start berangkat dari Bekasi sekitar pukul 15.00. Jalur yang akan kami lalui meliputi Bekasi – Ps.Cileungsi – Ps.Citeureup – Sirkuit Sentul - Jl.Raya Bogor – Kebun Raya Bogor – Baranangsiang – Tajur – Ciawi – Caringin – Cigombong – Cibadak – Jembatan Bagbagan – Jl.Baru Loji Ciletuh – Jembatan Cisaar – Curug Larangan. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul kami belok ke kanan ke arah Jalan Raya Bogor.


Sesampainya di Jl.Raya Bogor lalu terus melewati Kebun Raya Bogor, suasana mendung mulai menyelimuti kota Bogor, benar saja sampai di Lipo Plaza Ekalokasari turun hujan yang deras, kami pun masuk ke mallnya untuk berteduh sejenak sambil mencari mushola juga untuk shalat ashar karena tidak sempat membawa jas hujan. Mungkin sekitar 1 jam kami menunggu hujan kecil dahulu sehingga bisa melanjutkan perjalanan kembali, di jalan pun masih tetap hujan gerimis akhirnya kami berhenti untuk membeli jas hujan dulu agar tidak tertunda perjalanannya karena hujan. Sampai di Ciawi kami mengambil arah ke Sukabumi, melewati Caringin lalu Cigombong dan belok ke kanan ke arah Cibadak, sebenarnya tadi kami ingin lewat jalur Cikidang tapi karena malam hari tidak ada penerangan di jalan Cikidang akhirnya kami lewat jalur Cibadak saja yang ramai.


Sesampainya di Bagbagan kami ambil ke kiri ke arah plang petunjuk Geopark Ciletuh atau Ujung Genteng.




Di simpang Loji kami ambil ke kanan bawah, jalur ini merupakan Jalan Baru ke Geopark Ciletuh yang bisa setengah perjalanan dari jalur lama yang biasa di tempuh sekitar 71 Km menjadi hanya 33 Km. Jalan Baru ini masih aspal mulus selama perjalanan, tapi lampu penerangan jalannya belum ada sehingga berasa gelap banget kalau jalan hanya 1 motor saja disini. Selama perjalanan di jalan baru ini pemandangan di malam hari sangat menakjubkan dengan ratusan keramba ikan yang ada di laut yang menyala terang seperti pesawat alien yang sedang mendarat. 

Pukul 20.45 kami sudah sampai di Jembatan Cisaar, disini kami bingung, di web katanya setelah jembatan ada jalan di kiri jalan menuju perkampungan akan tetapi ko ngga ada jalannya, malahan perkampungannya itu ada di kanan jalan, kami coba masuk perkampungan di kanan jalan itu tapi di ujung buntu dan kayaknya mentoknya di laut sedangkan curug itu ada di perbukitan atau gunung, karena bingung ya sudahlah kami cari warung terdekat yaitu ada di samping Jembatan Cisaar ini, kami meminta izin untuk menginap semalam kepada pemilik warung dank arena perut udah lapar juga, kami memesan sate 20 tusuk disini sambil ngobrol ngobrol dengan pemilik warung. Ternyata jalan menuju Curug Larangan ini memang ke kiri kata si pemilik warungnya, kalau malam emang ngga terlalu kelihatan, nanti masuk aja ke jalan itu terus ada perkampungan, parkir di kampung itu lalu jalan kaki ngga lama ke Curug Larangannya.



Malam semakin larut akhirnya kami berdua tidur di warung ini dan diberikan bantal oleh pemilik warung, selama tidur disini banyak hal hal aneh, setiap 30 menit sekali saya ataupun Pardi terbangun karena mimpi yang aneh aneh dan banyak suara aneh aneh juga di sekitar warung, karena di belakang warung adalah sebuah jembatan dan hutan, lalu di depan warung adalah perbukitan, jadi banyak hal hal aneh selama semalaman, oh iya walau sudah dini hari ternyata masih banyak rombongan motor yang lalu lalang menuju Geopark Ciletuh. Paginya setelah ngopi ngopi, pukul 06.00 kami meninggalkan warung dan berterima kasih karena sudah diizinkan menginap semalaman. Melewati Jembatan Cisaar benar saja setelah jembatan ada sebuah jalan di kiri, lalu kami masuk ke dalam.



Setelah melewati kebun kebun barulah kami sampai di sebuah perkampungan yaitu Kp.Cisaar, ada sebuah mushola kami belok ke kiri dan sampailah kami di tempat parkir dari Curug Larangan, disini hanya ada motor kami saja yang ada, tidak ada pengunjung lain.





Karena kami berdua tidak mengetahui persis jalan ke Curug Larangan dari parkiran ini, lalu kami pun meminta kepada salah satu warga untuk mengantarkan ke Curug Larangan. Trek pertama kami melintasi sebuah jembatan dari bambu yang di bawahnya ada sebuah sungai yang kering, sungai ini kalau ada airnya, airnya berasal dari Curug Larangan. Biasanya kalau sabtu minggu katanya disini ada aja yang dating, tapi sekarang lagi sepi karena musim kemarau. Mengikuti jalan setapak di pinggir sungai yang kering, sekitar 15 menit berjalan kai, kami sudah tiba di depan Curug Larangan.






Curug Larangan saat ini sedang agak kering karena musim kemarau, terlihat hanya sedikit air yang mengalir dari atas curugnya. Curug Larangan ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan kedalaman di pinggir 1.5 meter dan di tengah sekitar 5 meter dengan air yang jernih serta dingin, Curug Larangan ini juga di kelilingi dengan pohon pohon yang lumayan tinggi sehingga menjadi teduh.








Setelah melihat lihat lingkungan Curug Larangan, tidak afdol kalau ke curug ngga nyebur, kami berdua pun mandi di Curug Larangan ini, mumpung tadi habis dari warung belum mandi, mandinya di curug aja dah, masih pagi juga sekitar pukul 08.00.




1 jam kami berdua berada di Curug Larangan ini, belum ada pengunjung lain yang datang. Pukul 09.00 kami berdua meninggalkan lokasi Curug Larangan, karena ada tempat yang bagus lagi di Jalan Baru Loji Ciletuh ini yang harus di lihat. Di perjalanan treking balik ke parkiran ada beberapa orang dari pemerintah daerah yang sedang meninjau Curug Larangan ini, kelihatannya ke depannya akan menjadi objek wisata. Sampai di parkiran kami berpamitan dan berterima kasih kepada warga yang mengantar kami ke Curug Larangan tadi, lalu kami meninggalkan Kp.Cisaar ini.

Keluar dari Kp.Cisaar kembali ke jalan utama Loji Ciletuh kami berdua lanjut ke atas, di atas banyak spot spot foto yang bagus, jika mau ke laut juga tingga jalan kaki dari jalan.







Hari pun semakin siang, agar sampai kembali ke Bekasi masih sore akhirnya sekitar pukul 11.00 kami berangkat pulang menuju Bekasi. Jalur pulang kami tidak melalui Cibadak karena dikhawatirkan macet di pasarnya nanti, kami mencoba jalur Cikidang, melalui jalur Cikidang berasa lama juga karena jalanan disini agak rusak jadi tidak bisa melaju dengan kencang dengan kendaraan, padahal kalau di ukur jalannya lebih singkat lewat Cikidang dibandingkan dengan Cibadak. Pukul 16.00 akhirnya kami tiba kembali di Bekasi.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih

Minggu, 09 September 2018

TRIP TO CURUG TEBING SEBELAH CIASMARA GUNUNG SALAK - BOGOR

Masih banyak curug curug yang belum di explore di daerah Desa Wisata Ciasmara Kec.Pamijahan Kab.Bogor ini, salah satunya adalah Curug Tebing Sebelah. Dulu saya pernah ke Curug Cikawah tapi terlewat tidak melihat Curug Tebing Sebelah, saat ini mulai banyak postingannya di Instagram, ternyata Curug Tebing Sebelah ini letaknya berada di bawah persis Curug Gleweran, saya pun makin penasaran dan ingin berkunjung ke Desa Wisata Ciasmara ini lagi.

Mba Riri yang sudah pernah ke Curug Tebing Sebelah ini berencana kembali berkunjung dengan yang lainnya, saya pun pasti ikut kesini karena ingin sekali, rencana pun di buat, hari Minggu 9 September 2018 kami rencanakan untuk mengexplore Curug Tebing Sebelah dan untuk Mepo di pertigaan cemplang pukul 08.30. Untuk teman teman yang bisa berangkat mulai dari Saya, Mba Riri, Alan, Kang Amin, Kang Sopian, Kang Ajat, Kang Rudy, Kang Yahya, Kang Narya, Bu Mimma, Madi dan Fitria.


Minggu pagi saya yang rumahnya di Bekasi berangkat sekitar pukul 06.00. Jalur yang saya lalui mulai dari Bekasi – Ps.Cileungsi – Ps.Citeureup – Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor – Bubulak/Yasmin – IPB Darmaga – Pertigaan Cibatok – Pertigaan CemplangPasar Purabakti – Desa Wisata Ciasmara. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul saya belok ke kanan ke arah Jalan Raya Bogor.


Lurus terus dari Jl.Raya Bogor nanti ketemu Tol Jagorawi, saya berbelok ke kanan ke arah Darmaga.

Pengerjaan tol ini sudah rapih dan jalurnya pun lebar. Ada pertigaan Lotte Mart saya belok ke kiri ke Terminal Bubulak atau Yasmin (jika lurus ke arah Parung).


Melewati Yasmin dan Terminal Bubulak lurus sampai mentok lalu belok ke kanan ke arah IPB Darmaga (kiri ke Ciapus).


Kalau sudah di atas jam 7 jalan di wilayah khususnya Darmaga ini sudah macet, karena banyaknya pertigaan, beda dengan jalan di Bogor lain. Melewati Pertigaan Cibatok (Gunung Salak Endah), lurus terus.


Akhirnya saya sampai di Pertigaan Cemplang sekitar pukul 08.15, sudah ada Kang Ajat dan lainnya yang sudah datang terlebih dahulu. Sambil menungu yang lain datang, kami mengisi perut sejenak dan berbincang bincang. Pukul 09.00 Mba Riri, Kang Amin, Kang Sopian dan Kang Danie datang, lalu kami lanjut perjalanan dari pertigaan cemplang ini menuju Desa Wisata Ciasmara. Di tengah perjalanan kami menemui beberapa spanduk curug diantaranya spanduk curug cikuluwung tapi dispanduknya tertulis “Warga menolak adanya wisata Curug Cikuluwung” sepertinya ada konflik di Curug Cikuluwung ini, lalu ada juga spanduk Curug Sawer di kanan jalan. Di setiap ada pertigaan nanti ada plang petunjuk dan kami mengambil lurus terus ke arah Purabakti.




Sebelum Pasar Purabakti kami berbelok ke kiri menuju Desa Wisata Ciasmara, jalanan disini sudah di beton sekitar 1 km tapi setelahnya lanjut jalanan ancur.






Pukul 10.00 kami tiba di Desa Ciasmara, HTM masuk ke Desa Ciasmara ini cukup terjangkau hanya 5.000/orang dan parkir 5.000/motor. Ada 1 orang yang bergabung ke Curug Tebing Sebelah ini, namanya Tejo, awalnya dia ingin ke Curug Kiara tapi nyasar di pertigaan pamijahan, di jalan ancur menuju Desa Ciasmara tadi juga dia sempat bertanya arah jalan hingga akhirnya dia gabung dengan rombongan kami untuk explore Curug Tebing Sebelah.


Sebelum treking kami beli makanan di warung karena dicurugnya tidak ada yang jualan, setelah siap semua, kami pun mulai berjalan treking menuju Curug Tebing Sebelah.


Awal treking melewati jalan di samping warung lalu menembus hutan bambu dan jalan setapak di atas persawahan.





Menyebrangi sungai yang tidak terlalu dalam.



Treking kembali melintasi jalan setapak di tengah area persawahan yang hijau, treknya cukup gampang karena di tengah area persawahan ini tinggal mengikuti jalur yang sudah ada batu batuan yang di susun setapak demi setapak.






Setelah melewati area persawahan tadi sampai habis, tidak terasa kami sudah tiba di depan Curug Tebing Sebelah, lumayan cepat ya, mungkin sekitar 15 menitan treking tadi, ngga terlalu cape juga.



Kami pun langsung menikmati keindahan dari Curug Tebing Sebelah ini, ada yang sudah berendam di bawah curugnya, ada juga yang memasak dan bersantai di aliran curugnya.






Curug Tebing Sebelah ini memiliki kedalaman sekitar 1-1.5 meter dengan ketingian curug mungkin sekitar 10 meter, aliran airnya berasal dari Curug Gleweran yang tepat berada di atasnya.




Di atas Curug Tebing Sebelah ini ada sebuah leuwi yang lumayan dalam dan cukup lebar, mungkin lebih dari 2 meter kedalamannya, lumayan bisa berenang berenang.





Di atas leuwi ini barulah ada Curug Gleweran, dengan di samping kirinya ada sebuah anak tangga yang merupakan jalur menuju Curug Cikawah.






Setelah menikmati Curug Tebing Sebelah sampai Curug Gleweran, sebagian dari kami ada yang kembali ke parkiran duluan karena waktu sudah pukul 13.30 buat ngejar shalat dzuhur, sedangkan yang lain menyusul setelahnya. Sampai di parkiran kami bergantian ganti pakaian di dalam villa, ada yang memesan makanan dan minuman di warung, ada yang berenang di kolam renang yang ada di desa ini, ada yang shalat dll. Di desa ini ada juga curug yang cukup dekat, yaitu Curug Cimanglid, Mba Riri yang penasaran langsung menuju kesana bersama Kang Danie, kami yang di ajak termasuk saya masih berasa cape jadi menuggu di warung aja sambil ngopi ngopi.hehe

Waktu pun sudah semakin sore, selepas shalat ashar kami pun mulai meninggalkan Desa Ciasmara ini, jalur kami pulang berbeda dengan jalur berangkat, Kang Danie tahu jalan pintas yang jalannya alus yang nantinya tembus di jalan menuju Desa Ciasihan dan keluar di pertigaan cibatok.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.