Sabtu, 12 Agustus 2017

TRIP TO CURUG CIKONENG LEUWILIANG BOGOR

Di weekend kali ini saya berencana ke sebuah curug yang berada di daerah Leuwiliang Bogor, curug ini bernama Curug Cikoneng tepatnya ada di Kp.Cikoneng Ds.Puraseda Kec.Leuwiliang Bogor. Saya pun mencari cari informasi mengenai curug ini mulai dari internet dan bertanya ke teman teman, akhirnya dapatlah kordinat GPSnya.


Sabtu 12 Agustus 2017 sehabis shalat subuh saya mulai mempersiapkan berangkat ke curug, saya pun menyamper Pardi di rumahnya, Pak Sogak nanti menunggu di Pom Bensin sesudah Klapanunggal, sedangkan Pak Badi karena rumahnya di Klender jadi lewat Depok dan menunggu di fly over arah Dramaga. Jalur yang kami tempuh mulai dari Bekasi – Bantar Gebang – Ps.Cileungsi – Ps.Citereup – Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor – Bubulak – Darmaga – Pertigaan Cibatok (Gunung Salak Endah) – Pertigaan Cemplang (Ds.Ciasmara) – Pertigaan Kracak – Ds.Puraseda – Curug Cikoneng. Kami berdua bertemu dengan Pak Sogak di Pom Bensin setelah Klapanunggal sekitar pukul 06.30, lalu kami lanjut lagi menuju fly over Darmaga karena Pak Badi sudah menunggu disana. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul kami belok ke kanan ke arah Jalan Raya Bogor.


Lurus terus dari Jl.Raya Bogor nanti ketemu Tol Jagorawi, kami berbelok ke kanan ke arah Darmaga.

Pak Badi sudah menunggu di warteg di samping mall Yogya, disini kami berempat mengisi perut dahulu sebelum lanjut perjalanan lagi.


Jalur disini sedang dalam tahap pembangunan tol karena masih pagi jadi masih lancar, jika sudah agak siang pasti sudah macet. Lalu ketemu lampu merah kami berbelok ke kiri ke arah Bubulak/Yasmin, jika lurus ke arah Parung.


Di Giant Pak Sogak menitipkan motornya lalu boncengan dengan Pak Badi. Kemudian berjalan lagi lurus saja sampai mentok lalu kami belok ke kanan ke arah IPB Darmaga/Leuwiliang.


Kami melewati Pertigaan Cibatok, pertigaan ini jalan menuju Kawasan Gunung Salak Endah, lalu melewati Pertigaan Cemplang, pertigaan ini jalan menuju Ds.Ciasmara yang ada Curug Saderi & Air Panasnya, kamudian di Pertigaan Kracak kami belok ke kiri.


Jalanan disini aspal halus muat dengan kendaraan besar, tidak lama kami melihat sebuah plang di kanan jalan menuju Wisata Gunung Pabangbon, tapi disini kami masih lurus terus.



Dipertengahan jalan kami menemui plang Curug Lontar yang berada di kiri jalan, suatu saat mungkin bisa ke curug ini. Setelah melewati Kantor Ds.Puraseda kami berhenti untuk bertanya arah menuju Curug Cikoneng kepada seorang warga yang sedang duduk di teras, menurutnya nanti ke depan sedikit ada pangkalan ojek belok ke kanan. Setelah ada pangkalan ojek dimana ada sebuah tugu kujang di pinggir jalan kami belok ke kanan.


Jalanan disini kelihatannya baru di aspal karena masih hitam pekat, lalu ada sebuah pertigaan dan kami bertanya lagi pada salah seorang warga yang sedang lewat, menurutnya dari pertigaan itu nanti belok kanan ke Curug Cikoneng.


Dari jalanan aspal halus, mulailah kami menemukan jalanan rusak dengan sebuah gerbang dan di sambut dengan kalimat “Selamat Menikmati Jalanan Berlubang” wkwkwkwk


Setelah melewati sebuah sekolah SMP dengan sebuah jembatan di depannya, ada sebuah warung lalu kami belok ke kanan memasuki jalanan kecil yang hanya muat 1 mobil.


Ada sebuah pertigaan lagi dan kami bertanya pada seorang warga yang sedang berjalan kemana arah untuk menuju Curug Cikoneng, di pertigaan itu menurunya kita harus belok kanan ke jalan beraspal lagi.


Tidak lama ada sebuah spanduk Curug Cikoneng di kiri jalan dan kami bertemu dengan 3 orang dari komunitas sepeda yang ingin ke Curug Cikoneng juga.


Darisini jalanan mulai mengecil hanya bisa muat 1 motor saja dan jalannya melewati halaman rumah warga.


Setelah bertemu sebuah jembatan dari bambu maka sampailah kita di depan Curug Cikoneng.


Karena waktu masih pagi sekitar pukul 09.00, kami menitipkan motor lalu duduk duduk dahulu di warung sambil ngopi ngopi dan ngobrol ngobrol sama warga. Menurut warga sini selain Curug Cikoneng ada lagi curug di atasnya yaitu Curug Bogo, Curug Selawe dan Curug Luhur, perjalanannya sekitar 1 jam kalau ke Curug Selawe, kalau ke Curug Bogo dekat hanya 15 menit.



Setelah selesai ngopi kami mulai menuju Curug Cikoneng.


Di Curug Cikoneng ini banyak sekali anak anak sekolah yang berkunjung, mungkin karena letaknya masih dipemukiman yang banyak sekolah dan juga tidak ada tiket masuk disini, hanya ada biaya parkir yang hanya 2.000/motor.




Di sekitar Curug Cikoneng sudah lengkap fasilitasnya mulai dari saung, tempat duduk di pinggiran curugnya, toilet, warung makanan dll.






Curug Cikoneng ini memiliki 2 tingkat dengan ketinggian sekitar 15 meter dan kedalaman 1-2 meter.




Setelah hanya berfoto saja di Curug Cikoneng sekitar pukul 10.00 kami mulai menelusuri Curug Bogo, Curug Selawe dan Curug Luhur yang berada di atas dari Curug Cikoneng.



Mulai melewati hutan setapak yang telah di buat jalurnya, karena sering dilalui warga sekitar untuk berkebun atau bertani di atas dan disini kami menemukan 3 buah sepeda yang geletakan di samping jalan, kemungkinan sepeda ini dari 3 orang yang bertemu kami di jalan tadi.





Lalu melalui area persawahan, di setiap jalan kami pasti bertanya tanya kepada warga yang sedang lewat atau sedang bertani, entah berapa banyak kami telah bertanya karena tidak ada plang petunjuknya.hehe






Disebuah tanjakan nanti ada pertigaan, yang jika lurus menuju Curug Luhur dan jika ke kiri menuju Curug Selawe.


Darisini Curug Luhur dan Curug Selawe sudah dekat. Kami memutuskan ke Curug Luhur dahulu lalu nanti ke Curug Selawe, Curug Luhur ini terletak di bagian sawah yang paling atas.


Sayang sekali akses menuju Curug Luhur ini belum di buat sehingga kami hanya bisa melihat dari kejauhan Curug Luhur ini, Curug Luhur ini memiliki ketinggian sekitar 100 meter sampai ujung gunung, akan tetapi debit airnya kecil, jika di hitung hitung perjalanan dari Curug Cikoneng ke Curug Luhur ini sekitar 1 jam karena kami belum tahu lokasinya dan juga banyak istirahat di tengah sawah tadi.

Lalu kami pun kembali untuk menuju Curug Selawe di pertigaan tadi. Setelah menelusuri beberapa lama jalan pun putus sudah tidak ada jalan lagi, hanya sampai sebuah pertambangan emas yang tidak terpakai lagi.




Karena tidak ketemu Curug Selawenya, kami pun memutuskan untuk kembali ke Curug Cikoneng, kami tidak sempat menuju Curug Bogo karena kondisi yang kehausan tidak stok air minum pas ke Curug Luhur dan Selawe, padahal Curug Bogo ini sangat dekat dengan Curug Cikoneng. Kami pun mengisi perut di sebuah warung yang berada di Curug Cikoneng.


Sekitar pukul 15.00 kami pun memutuskan untuk menyudahi kunjungan di Curug Cikoneng ini dan kembali pulang ke Bekasi.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.