Sabtu, 28 April 2018

TRIP TO CURUG WALET, CURUG GEBLUG & CURUG KEMBAR GUNUNG MENIR BOGOR


Pada perjalanan saya sebelumnya ke Curug Pasir Reungit di Gunung Salak Endah, saya tidak mendapatkan informasi mengenai letak Curug Geblug. Saya pun mencari informasi di instagram dengan bertanya ke akun instagram curug di wilayah itu, dapatlah informasi dari akun instagram Curug Emas & Curug Pancur Payung, dari dua akun instagram itu saya mulailah chat bertanya tanya tentang Curug Geblug, menurutnya memang Curug Geblug ada di sekitar Desa Ciasihan atau masih satu lokasi dengan Curug Emas, Curug Pancur Payung, Curug Kiara dll, lokasinya juga lumayan jauh berjalan kaki sekitar 1.5 jam arah ke kawah ratu Gunung Salak, saya dapat juga nomor kontak warga sana yang akan menjadi guide nanti, namanya Kang Jamal temannya Kang Yanto yang sebelumnya mengantarkan ke Curug Emas, Curug Cipancuran, Curug Kiara dll.



Mulailah saya menghubungi Kang Jamal untuk berencana menelusuri Curug Geblug akhir bulan April ini tanggal 28, Kang Jamal pun mau mengantar kami nanti ke Curug Geblug. Saya juga mengumpulkan teman teman yang ingin ikut ke Curug Geblug dan lumayan banyak responnya, Curug Geblug ini berada di Kp.Ciputri Ds.Ciasihan Kec.Pamijahan Kab.Bogor. Seminggu sebelum hari H, kondisi cuaca tidak menentu, dari pagi hingga malam hujan terus, jika sampai hari Sabtu pagi masih hujan, kemungkinan akan saya alihin ke curug lain yang lebih aman. Ketika hari Jumat kondisi cuaca masih tidak menentu, akhirnya berguguran teman teman saya yang ingin ikut, hari Sabtu pagi hanya kami bertiga saja yang berangkat ke Curug Geblug, mulai dari Saya, Ervan dan Dimas.

Sabtu pagi pun saya memberi kabar kepada Kang Jamal, kalau kami sedang berangkat ke Kp.Ciputri, saya janjian dengan Kang Jamal menunggu di rumah Kang Jamal nanti sekitar pukul 09.00 tiba di Kp.Ciputri. Sabtu pagi sekitar pukul 05.30 saya mulai start dari Bekasi sendirian, sedangkan Ervan dan Dimas menunggu di belokan ke Curug Ciparay pukul 09.00. Jalur yang saya lalui mulai dari Bekasi – Ps.Cileungsi – Ps.Citeureup – Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor – Bubulak/Yasmin – IPB Darmaga – Pertigaan Cibatok – Pamijahan - Ds.Ciasihan – Kp.Ciputri. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul saya belok ke kanan ke arah Jalan Raya Bogor.


Sesampainya di Jl.Raya Bogor lalu belok ke kiri, lurus dan ketemu Tol Jagorawi, saya belok kanan ke arah Darmaga.

Pengerjaan tol ini sudah rapih dan jalurnya pun lebar sehingga tidak macet lagi disini lancar jaya. Ada pertigaan Lotte Mart saya belok ke kiri ke Terminal Bubulak atau Yasmin (jika lurus ke arah Parung). 


Melewati Yasmin dan Terminal Bubulak lurus sampai mentok lalu belok ke kanan ke arah IPB Darmaga (kiri ke Ciapus).

Kondisi jalan menuju IPB Darmaga baru sekitar jam 07.00 sudah terlihat macet panjang, ini dikarenakan banyaknya angkot yang ngetem dan pertigaan sepanjang jalan. Sesampainya di Pertigaan Cibatok (Gunung Salak Endah) saya belok ke kiri.


Terus saja saya ikuti jalan, sekitar 15 menit ada sebuah pertigaan saya ambil kanan menuju Kawasan Gunung Salak Endah (kiri ke Tenjolaya).


Sekitar 25 menit dari pertigaan tadi ada spanduk dan plang petunjuk menuju Curug Ciparay di kanan jalan, sekitar pukul 08.30 saya tiba di pertigaan Ciparay ini, disini saya menunggu Ervan dan Dimas yang masih di jalan, sambil melepas lelah saya pun makan dan minum kopi di warung ini. Sekitar pukul 09.00 Ervan dan Dimas pun tiba, langsung saja kami bertiga melanjutkan perjalanan menuju Kp.Ciputri.



Jalanannya sudah bagus berupa aspal halus dan bisa dilewati mobil juga.


Tidak lama mentok ada pertigaan lalu kami ambil kiri, di tengah jalan ini juga ada plang petunjuk yang mengarahkan ke Curug Ciparay, banyak petunjuk di sepanjang jalan yang mengarahkan ke Curug Ciparay jadi tidak akan kesasar kalau kesini. Di sebuah tanjakan ada sebuah gerbang di kanan jalan yang mengarahkan ke Curug Saderi, tapi kami berjalan lurus terus mengikuti plang petunjuk ke Curug Ciparay.


Sepanjang jalan banyak pemandangan pemandangan alam yang memanjakan mata, sehingga tidak terasa cape, bisa juga menjadi spot foto di jalan jalan ini.



Mendekati Kp.Ciputri ada gerbang masuk baru yang dulunya ada di dekat parkiran Curug Emas, HTM di gerbang ini 10rb/orang & motor, lanjut perjalanan yang sedikit lagi, sebelum sampai parkiran Curug Emas kami di sapa Kang Jamal yang sedang duduk di depan rumahnya di dekat jalan. Kami pun memarkirkan motor di samping rumahnya Kang Jamal, selain Kang Jamal, ada juga Kang Alpin yang akan menjadi guide kami nanti, sebelum perjalanan kami ngobrol ngobrol sejenak membahas mengenai curug yang akan di kunjungi nanti, kata Kang Jamal nanti kita telusuri beberapa curug, pertama Curug Walet terus lanjut ke Curug Geblug, nah pulangnya kita ngga lewat jalur awal tapi telusuri sungai dari Curug Geblug nanti ketemu Curug Kembar, akhirnya tembus di Curug Ciparay nanti, Kang Alpin pun menunjukkan beberapa foto dari Curug Geblug dan curug lainnya. Jam 10 kurang kami berlima bersiap untuk explore Curug Walet, Curug Geblug dan Curug Kembar.



Kami mulai berjalan mulai dari melewati parkiran Curug Emas, lalu naik ke atas melewati gerbang Curug Seribu dan Curug Ciparay.

Setelah melewati gerbang Curug Kiara pas di trek menanjak saya merasa sangat kelelahan tidak seperti biasanya, kepala agak pusing, mata kunang kunang dan jantung berdebar debar kencang, rasanya udah ingin menyerah saja saya sampai disitu udah ngga kuat jalan, disitu saya duduk di temani Kang Alpin sedangkan Ervan, Dimas dan Kang Jamal sudah jalan duluan di depan. Kang Alpin lalu memijat punggung saya, anehnya pas di pijat kondisi saya jadi normal lagi segar, tidak terasa pusing seperti tadi, saya pun kembali melanjutkan perjalanan, masih agak lemes sedikit tapi masih kuat buat jalan, lama kelamaan tenaga saya kembali lagi.

Tidak lama ada petunjuk di kiri jalan menuju Curug Walet, jalurnya pun masih belum rapih, sedang dalam pengerjaan oleh warga sekitar.




Jalanan masih tanah dengan sedikit becek dan ada beberapa warga yang sedang bekerja merapihkan jalurnya, kemudian kami menuruni anak tangga seperti yang ada di Curug Kiara, ya jalur ke Curug Walet ini masih baru dan jalurnya menuruni tebing, lumayan licin jadi harus berhati hati.




Sesampainya di bawah aliran sungai dari Curug Walet, mulailah disitu kami rivers treking menelusuri aliran sungai dengan di kiri dan kanan tebing, jika kondisi mulai hujan tidak dianjurkan sepertinya kesini karena tidak ada tempat berlindung jika tiba tiba ada air bah datang.





Di tengah perjalanan ada sebuah curug kecil yang cukup tinggi, curug ini belum mempunyai nama, tapi dari bentuknya curug ini bisa disebut dengan Curug Awitali karena bentuknya seperti tali memanjang ke atas.




Kami lanjutkan perjalanan lagi ke Curug Walet dan akhirnya kami sampai di depan Curug Walet, lama perjalanan dari parkiran sampai di Curug Walet ini sekitar 30 menit, Curug Walet ini memiliki 2 tingkat dengan ketinggian bervariasi dan kedalaman lebih dari 2 meter sepertinya, aliran air di Curug Walet merupakan dari Curug Kiara, Curug Walet ini berada di bawah Curug Kiara dan dinamakan Curug Walet karena ada goa burug walet bersarang.





Tidak terlalu berlama lama di Curug Walet, lalu kami lanjutkan ke curug utama yang akan kami tuju yaitu Curug Geblug, kami balik lagi menuju jalan awal tadi, setelah di atas berjalan mengikuti saluran air, melewati plang Curug Kiara, masih lurus sedikit lalu belok ke kiri menuju jalur ke kawah ratu (lurus ke Curug Bendungan).




Jalanan sudah bergitu tapih dan lebar dengan jalanan masih berupa tanah, setelah itu kami belok ke kiri menuju lahan pertanian warga, saya pun sempat mencoba trubuk salah satu jenis pertanian warga disini, lumayan buat cemilan di jalan.hehe





Melintasi rumput rumput yang masih tinggi sehingga Kang Jamal yang berada di depan berusaha membuka jalur agar kami yang dibelakang dapat mudah melintasinya, jalur mulai agak menyulitkan dengan memasuki hutan yang cukup tebal dengan rerimbunan pepohonan dan tanah yang agak sedikit becek, diantara kami sempat ada yang kepeleset, saya pun sempat keram sepanjang jalan hutan ini tapi masih bisa di atasi, di tengah hutan juga terdengar suara anak ayam berkali kali, tapi kami tetap fokus keperjalanan supaya cepat sampai di Curug Geblug.





Setelah keluar dari hutan yang cukup tebal, kami harus menuruni jalur tebing menuju sungai di bawah, sangat berhati hati karena jalanan yang cukup licin, sampai akhirnya kami tiba di bawah sungai yang merupakan aliran dari Curug Geblug.




Kami berlima beristirahat sejenak di sebuah batu dengan mengisi perut dengan memakan yang kami bawah, kalau minum tinggal mengambil di pancuran air di sela sela tebing, airnya cukup dingin dan segar di tenggorokan, tidak di anjurkan meminum air dari sungai aliran Curug Geblug karena mengandung belerang yang cukup tinggi.




Setelah cukup beristirahat, kami lanjutkan lagi perjalanan yang tinggal sedikit lagi, kami menelusuri pinggiran aliran sungai, sesekali menyebrang sungai mencari jalur yang mudah di lalui, bebatuan yang licin dan mudah tergelincir membuat sering kali kami terpeleset.





Setelah berjalan kurang lebih 1.5 jam dari Curug Walet tadi, akhirnya kami berlima tiba di depan Curug Geblug, ah puas banget rasanya, terbayar semua kesulitan dan kelelahan selama perjalanan kesini. Curug Geblug ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan aliran air yang sangat deras yang mengandung belerang, kedalaman dari Curug Geblug ini diperkirakan lebih dari 3 meter.




Dinamakan Curug Geblug karena sering ada batu batu yang jatuh ke dalam air sehingga menghasilkan suara gedebug, disini kami sejenak istirahat setelah itu kami lanjutkan perjalanan menuju Curug Kembar, mengejar waktu juga agar tidak terlalu sore.





Perjalanan menuju kembar berjalan menelusuri aliran sungai dari Curug Geblug, sampai di ujung ada jalanan mentok dengan sebuah leuwi yang cukup dalam, sehingga kami harus naik ke atas menuju hutan yang cukup lebat yang mungkin hanya beberapa orang yang lewat.




Setelah melintasi hutan yang cukup lebat, terlihat dari kejauhan sebuah curug yang sangat tinggi, akhirnya sedikit lagi sampai di Curug Kembar.




Menuruni hutan lalu sampailah kami di depan Curug Kembar, Curug Kembar ini berbeda alirannya bukan dari aliran Curug Geblug, airnya mengalir dari atas ke bawah sungai aliran Curug Geblug, dinamakan Curug Kembar karena ada 2 buah curug yang berdampingan disini.





Saya hanya bisa berfoto di sebrang Curug Kembar saja, tidak berani mendekati sampai di depan Curug Kembar persis karena lumayan curam jalur turun ke sungai lalu naik ke atas Curug Kembar, Kang Jamal yang berani menyebrang sampai di atas Curug Kembar.

Tadinya niat kami ingin mandi di Curug Kembar ini, tapi melihat jalurnya yang cukup curam akhirnya kami hanya memandangi keindahan Curug Kembar ini dari dekat. Setelah menikmati beberapa curug yang sudah kami telusuri, kami pun kembali berjalan pulang, jalur pulang melalui jalur yang akan tembus nanti di Curug Ciparay, beberapa kali pada trek menanjak di sekitar paha saya keram sehingga harus berjalan dengan pelan ditemani Kang Alpin mengawal di belakang, di tengah hutan juga kami bertemu beberapa warga yang sedang merapihkan jalanan, kami pun saling menyapa satu sama lain.

Sesampainya di Curug Ciparay, kami istirahat sejenak dengan memakan mie rebus, ngopi ngopi, ngeteh ngeteh sambil memandangi aliran sungai dari Curug Ciparay. Di Curug Ciparay ini ada 2 aliran sungai, aliran sungai yang dari Curug Ciparay itu dari Curug Bidadari, sedangkan aliran sungai yang disampingnya dari Curug Geblug sehingga bisa terlihat dari warna bebatuannya. Disini beberapa dari kami bersih bersih ganti pakaian dan shalat, agar nanti pas sampai di bawah sudah tenang tinggal pulang. Setelah cukup istirahat di Curug Ciparay, kami lanjut kembali ke rumah Kang Jamal, ternyata masuk ke Curug Ciparay dari Ciasihan ini sangat dekat hanya treking 10 menit langsung sampai di Curug Ciparay, beda jika masuk lewat Gunung Bunder, butuh perjalanan 45 menit yang cukup melelahkan.

Sampai juga kami kembali ke rumah Kang Jamal, sejenak istrirahat, serta disuguhi minuman dingin dan ngobrol ngobrol sejenak, karena kondisi sudah mulai gerimis, kami bertiga pun berpamitan kepada Kang Jamal dan Kang Alpin dan berterima kasih serta berbagi sedikit rezeki dari kami bertiga karena telah mengantarkan kami bertiga mengexplore beberapa curug hari ini dengan aman dan menyenangkan.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih