Sabtu, 30 Januari 2016

TRIP TO CURUG CIPANUNDAAN TEGALWARU KARAWANG

Sebelumnya saya sudah berjanji 2 minggu sebelumnya kepada teman teman saya ingin ke curug akhir bulan nanti hari Sabtu 30 Januari 2016, curug yang ingin saya tuju Curug Cipanundaan yang berada di Kampung Tipar Desa Kutameneuh Kec.Tegalwaru Kab.Karawang, keinginan saya ke curug ini karena melihat postingan teman saya di Facebook lalu terfikirkanlah rencana untuk ke curug ini.

Malam hari sebelum hari sabtu, hujan besar mengguyur Bekasi sehingga banyak teman saya yang membatalkan untuk ikut ke Curug Cipanundaan ini, akhirnya pas hari H Sabtu 30 Januari 2016 hanya kami berlima saja yang bisa berangkat ke Curug Cipanundaan yang terdiri dari saya, Sandi, Niko, Egor dan Ramdani, pagi hari kami kumpul di kosan Sandi yang berada di belakang Pasar Baru Bekasi, setelah mengisi perut makan nasi uduk, pukul 08.30 kami pun berangkat. 


Jalur yang kami tempuh mulai dari Bekasi – Bantar Gebang – Cilengsi – Jonggol – Perempatan Cariu/Loji – Pasar Loji – Kp.Tipar. Sesampainya di Cilengsi kanvas cakram belakang motor Niko habis lalu kami berhenti sekitar 30 menit di bengkel untuk mengganti kanvas cakram belakang motornya.

Lalu kami lanjutkan kembali, sampailah kami di Pasar Loji pukul 10.30, saya berhenti sejenak untuk membeli minum sekalian menanyakan arah ke Kampung Tipar, nah dari Pasar Loji ini kami berbelok ke kiri, karena jika ke kanan itu ke arah Curug Cigentis kalau lurus belum tahu dah ke arah mana itu. Dari belokan ke kiri itu jalanan aspal berganti aspal rusak dan berganti bebatuan jadi jalannya tidak konsisten alusnya, sekitar 20 menit kemudian kami bertemu sebuah pertigaan yang di pinggir kanannya ada plang PT ATLASINDO UTAMA, nah disini saya menanyakan ke warga sekitar ke arah mana yang menuju ke Kampung Tipar dan ternyata ke arah kiri dari pertigaan ini untuk menuju Kampung Tipar.




Kami terus masuk ke arah kiri dari pertigaan itu, jalannya lumayan rusak dan berganti dengan halus, sama seperti sebelumnya jalannya tidak konsisten halus semua, sesekali juga melewati sebuah jembatan, di setiap perjalanan juga banyak sekali pemandangan perbukitan yang sangat indah jadi terasa tidak cape selama perjalanan karena mata dimanjakan.




Karena sudah lama berjalan tapi tidak ketemu nama desanya Desa Kutamaneuh lalu kami menanyakan kembali ke warga sekitar letak Kampung Tipar, menurut warga lurus saja terus nanti ada jembatan lalu ambil ke kanan jangan lurus. Sampailah kami di sebuah jembatan dan ada pertigaaan lagi yang di samping kiri ada sebuah pos siskamling, disini kami bertanya lagi kepada warga yang sedang santai di warung kopi, menurut salah satu warga dari pertigaan ini belok ke kanan terus aja sampe mentok itu jalannya nah itu kampong tipar, jalannya juga udah beton.




Dari pertigaan jembatan itu kami berbelok ke kanan, jalannya lumayan enak karena sudah beton, tapi sesering kali juga bukan beton, putus putus jalannya beton terus batu beton terus batu dan seterusnya, setelah itu kami bertemu pertigaan lagi di sekitar persawahan, disini kami bertanya pada anak kecil lalu dia mengatakan ke arah kanan kalau ke Kampung Tipar.



Kami ambil ke arah kanan terus saja, wah disini pemandangannya lebih indah, seperti di mimpi aja perbukitan disini dan seperti waktu saya masih kecil menggambar gunung di tengahnya ada jalan di sampingnya ada sawah, persis banget begini suasananya.





Setelah sedikit lagi ingin sampai di Kampung Tipar jalanan berubah menjadi bebatuan dan akhirnya mentok tok udah ngga ada jalan lagi, ada warga yang lewat lalu kami menanyakan arah curug, menurut warga itu ke arah sana kanan kalau ke curug nanti motornya parkirin disini saja tidak apa apa, lalu kami memarkirkan motor di rumah warga.



Setelah memarkirkan motor, pukul 11.30 kami berjalan ke arah kanan dari pertigaan rumah tempat kami memarkirkan motor, wah hutan lebat dan banyak cabangnya pasti nyasar kalau berjalan terus tanpa ada yang mandu dari warga sini. Kami berhenti sejenak lalu ada anak kecil melihat dari depan pintu, kami hampiri anak kecil itu dan bertanya ke arah curug, katanya lurus aja lama 45 menit jalannya, karena kami takut nyasar lalu kami meminta anak kecil tersebut untuk mengantarkan kami menuju curugnya nanti di kasih imbalan. Kami di pandu oleh anak kecil sekitar 6 tahun umurnya, dari pertigaaan rumah itu lurus ke dalam hutan, lalu melewati persawahan dan perbukitan.







Setelah persawahan lalu masuk ke dalam hutan dengan saluran air di kiri jalan, terus masuk lebih dalam lagi ke hutan, sekitar 30 menit kami berjalan kami beristirahat sejenak di sebuah gubuk. Setelah mengurangi kelelahan kami melanjutkan perjalanan lagi terus naik ke atas jalurnya.



Sandi Ramdani dan bocah kecil tadi berjalan duluan di depan sedankan saya Niko dan Egor di belakang, lalu ada pertigaan di pohon bamboo, si Sandi Ramdani dan bocah kecil itu tidak terlihat, saya Niko Egor sempat ke kiri mencari jalan tapi si Sandi Ramdani tidak terlihat, akhirnya saya menelpon Sandi untuk kembali ke pohon bambu karena saya Niko Egor tidak tahu jalannya. Sekitar 10 menit kemudian muncullah bocah kecil tadi dari rerimbunan pohon, pikir saya wah kalau tadi kesini tanpa adanya pemandu pasti nyasar disini. Dari rerimbunan pohon bambu ini ternyata sudah dekat ke Curug Cipanundaannya, dan akhirya sampai juga kami semua di depan Curug Cipanundaan.




Terbayar sudah perjalanan selama 45 menit yang sangat melelahkan dengan melihat sebuah curug yang masih alami. Kami naik ke tingkat kedua dari Curug Cipanundaan ini dan langsung semua nyebur ke kolam curugnya untuk bermain air serta melepas kelelahan. Kolam di Curug Cipanundaan ini cukup dangkal sekitar seperut orang dewasa dengan ketinggian sekitar 8 meter.





Di atas Curug Cipanundaan ini ada curug curug lagi yaitu Curug Cikarapyak dan Curug Cikolengkeak, tetapi kami tidak terus naik ke atas tingkatnya karena melihat jalurnya cukup sulit juga dan kondisi sudah mendung, akhirnya setelah mandi di tingkat kedua Curug Cipanundaan pukul 14.00 kami pun segera kembali lagi ke parkiran. Jalan pulangnya mah tidak selelah jalan berangkat karena treknya turun dan tau tau udah sampai parkiran aja. Untuk mengisi tenaga pulang kami pun mampir di warung di dekat parkiran membeli mie, minuman dan makanan lain untuk mengisi perut kami semua agar kuat diperjalanan pulang nanti




Setelah kenyang, pukul 15.00 kami semua bergegas pulang karena kondisi sudah agak mendung juga, sesampainya di Jonggol benar saja hujan deras turun, kami semua menerobos hujan dengan pakaian basah, karena hujan laju motor kami pun tidak kencang akhirnya pukul 18.00 kami sampai di Bekasi.

Perjalanan Kedua

Awalnya tujuan saya ingin menuju Curug Cakrawardana yang berada di Sukamakmur Bogor, pada saat hari H yaitu bertepatan dengan tanggal merah 9 Maret 2016 Hari Raya Nyepi & Gerhana Matahari pada saat itu, ketika saya menghubungi Pardi dia dan Ali maunya ke Mini Green Canyon Karawang, menurut saya sekarang Mini Green Canyon sudah rame sekali sudah kaya orang demo desek desekan, tidak seperti dahulu saya pertama kali ke Mini Green Canyon suasananya asik, alami, masih sedikit pengunjungnya.

Akhirnya saya menyarankan bagaimana ke Curug Cipanundaan saja di Karawang juga masih alami curugnya belum banyak orang yang tahu tentang curug ini. Pukul 08.30 saya dan Pardi berangkat dari Tambun, sedangkan Ali menunggu di kontrakannya yang berada di Kawasan Jababeka 1. Pukul 09.00 saya dan Pardi sampai di Kawasan Jababeka 1, sambil menunggu Ali datang kami mengisi perut dengan memakan bubur ayam di pinggir jalan, Ali pun datang dan ikut mengisi perut juga dengan makan ketoprak.

Pukul 09.30 kami bertiga bergegas jalan menuju Karawang untuk menuju Curug Cipanundaan, jalur yang kami lalui mulai dari Jababeka 1 - Jababeka 2 - Kalimalang Delta Mas - Tegal Danas, sampai mentok kalimalang tidak beraspal lagi kami berbelok ke kanan ke arah Loji (ke kiri ke arah Kawasan KIC Karawang). Sekitar 30 menit dari pertigaan tadi nanti bertemu dengan pertigaan Cariu – Loji yang berada di kanan jalan, lurus terus saja lalu saya melihat ko di pinggir jalan ada plang petunjuk menuju Kampung Tipar perasaan sebelumnya tidak ada plang petunjuk seperti ini. Kami berbeloklah ke kiri ke arah petunjuk plang Kampung Tipar, karena sebelumnya untuk menuju kesini saya masih lurus terus melewati Pasar Loji lalu belok ke kiri (kanan ke Cigentis).



Kami bertiga terus menelusuri jalannya, jalannya aspal tidak rata, lalu ada pertigaan lagi dan ada plang petunjuknya juga disini ke arah kanan Kampung Tipar belok ke kanan, terus saja tidak lama ada pertigaan lagi lalu belok ke kiri (jika ke kanan ke Pasar Loji). Jalanan disini mulai berubah menjadi aspal bebatuan dengan kiri kanan hutan bambu jalurnya juga menanjak, tidak lama ada pertigaan PT Atlasindo Utama lalu kami berbelok ke kiri (lurus buntu).



Terus saja kami mengikuti jalanan, jalan disini berubah ubah terkadang aspal terkadang juga bebatuan lalu berganti aspal lagi. Setelah melewati sebuah jembatan ada pertigaan lalu kami berbelok ke kanan, nah dari sini sudah dekat untuk menuju ke Kampung Tipar.



Jalanan disini hanya muat sekitar 1 mobil saja, jalananya sudah berbeton dengan suasana perkampungan yang indah, setelah itu ada pertigaan terakhir disini kami berbelok ke kanan, sudah mudah untuk menuju ke Curug Cipanundaan ini karena sudah banyak plang petunjuk yang mungkin di buat oleh warga sekitar agar objek wisata ini menjadi ramai dan menambah rezeki juga bagi warganya.



Pukul 11.30 kami bertiga sampai di warung tempat parkir untuk menuju curugnya, wah ternyata sudah banyak sekali motor yang terparkir disini tapi plat T semua artinya orang dari Karawang semua, mungkin kedepannya orang dari kota lain juga bisa berkunjung ke curug ini. Kami bertiga beristirahat sejenak minum di warung dan berganti pakaian untuk menuju curugnya, lalu kami pun berjalan menuju Curug Cipanundaan. Karena saya sebelumnya sudah ke curug ini jadi saya sudah mengerti jalur jalurnya, jika teman teman yang mau kesini tapi belum tahu jalannya nanti bisa meminta tolong pada warga sekitar untuk di antar ke curug dan memberikan uang terima kasih seikhlasnya. Untuk menuju ke Curug Cipanundaan juga tidak ada biaya tiket masuk dan biaya parkir, masih free semua.

Perjalanan menuju Curug Cipanundaan kurang lebih 45 menit dengan trek menaik dan menurun sehingga sangat menguras tenaga, siapkan air dan makanan untuk menuju ke curug ini karena tidak ada warung di tengah jalan atau saat di curugnya. Setelah 45 menit berjalan kami bertiga sampai di depan Curug Cipanundaan, disini sudah bnyak orang orang sekitar 20 orang, ternyata mereka juga baru sampai disini tidak lama.




Di tingkatan pertama Curug Cipanundaan tidak terlalu dalam kolamnya hanya sekitar sepaha orang dewasa, dengan ketinggian sekitar 6 meter.




Lalu kami langsung naik ke Curug Cipanundaan tingkat ketiga, karena tingkat kedua terlalu sulit jalurnya dan juga licin. Sudah banyak orang yang asik main air di tingkatan ketiga Curug Cipanundaan ini, kami pun langsung berbaur dengan mereka ikut main air.





Setelah puas bermain air dan kondisi juga sudah sepi karena orang orang yang dating bersama kami sudah kembali duluan, maka pukul 14.30 kami pun kembali menuju parkiran atau warung untuk melepas lelah dengan makan dan minum disana nanti. Perjalanan kembali ke parkiran tidak terasa cape dan lama, tau tau udah sampai aja karena treknya kebanyakan turun, sesampainya di warung kami mencari mushola untuk berganti pakaian dan juga shalat, lalu makan dahagar kuat nanti saat jalan kembali pulang ke Bekasi.

Pukul 16.00 kami bertiga berangkat pulang menuju Bekasi, pukul 17.30 kami samapai di konrakan Ali di Jababeka 1 transit dahulu untuk mengisi perut dan istirahat sejenak. Setelah tenaga penuh lagi kami berdua melanjutkan perjalanan pulang ke Tambun.  

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.

Minggu, 24 Januari 2016

TRIP TO CURUG CISARUA SUKAMAKMUR JONGGOL

Sudah kebelet banget saya untuk ke curug dari seminggu yang lalu tapi belum kesampean, nah hari Sabtu 23 Januari 2016 niatnya pingin ke curug bareng teman Unisma tapi hujan tidak kunjung reda sampai siang dan akhirnya batal, hari Minggu 24 Januari 2016 sama dari malam hingga pagi hujan tetap turun, jam 09.00 hujan reda saya mencoba menghubungi teman terdekat saya yang bisa di ajak ke curug karena jika mengajak teman yang jauh apalagi dadakan gini pasti tidak pada bisa dan pasti ngaret di samping waktu juga sudah mulai siang, tapi mau di apa lagi pas saya menghubungi teman saya yang terdekat semua tidak ada yang bisa karena takut hujan di jalan, ada keperluan dan lain lain. Akhirnya saya pun berangkat sendiri dengan modal niat dan doa dah mudah mudahan tidak terjadi sesuatu di jalan.

Curug yang ingin saya tuju yaitu Curug Cisarua yang terletak di Jonggol, mungkin tidak banyak yang tau tentang curug ini karena tidak ada postingan di internet mengenai informasi tentang Curug Cisarua, adanya informasi tentang perempuan yang meninggal di curugnya pada tahun 2012. Curug ini tidak sengaja saya dan Supardi temukan saat mencari jalan pulang dari Gunung Batu ke Sukamakmur lalu nyasarnya jauh banget, ketemulah Curug Cisarua dengan plang nama yang kecil dan pintu masuknya juga tidak terawat.

Jam 10.15 akhirnya saya beranikan untuk berangkat ke Curug Cisarua seorang diri dengan naik motor, jalur yang saya tempuh dari Bekasi – Bantar Gebang – Cilengsi – Jonggol – Pasar Jonggol. Dari pasar jonggol ambil ke kanan ke arah Dayeuh/Sukamakmur.


Saya ikuti saja jalanannya lurus terus sampai kira kira 45 menit nanti bertemu pertigaan di Pasar Desa Sukamakmur yang jika lurus mengarahkan ke Citereup/Sentul dan jika ke kiri mengarahkan ke Gunung Batu/Mekarwangi, saya ambil ke kiri ke arah Gunung Batu/Mekarwangi.

Lurus terus jalannya menanjak lalu bertemu pertigaan lagi yang jika ke kiri mengarah ke Gunung Batu/Tanjung Sari dan jika ke kanan ke arah Pinus/Mekarwangi, lalu saya mengambil ke arah kanan, dari sini bisa di lihat juga tinggal berapa lagi jarak yang harus di tempuh menuju kawasan curug curug di hutan pinus.

Nah dari pertigaan ini kira kira 20 menit nanti sampai lah di kawasan hutan pinus, banyak curug curug disini seperti Curug Ciherang, Curug Cipamingkis, Curug Cisarua, Curus Arca dan Curug Cibe’et. Lokasi Curg Cisarua terletak sesudah jalan Curug Ciherang dan Curug Cipamingkis, dengan plang yang sangat kecil mungkin banyak orang yang hanya lewat saja tidak tahu kalau disini ada curug, tidak seperti curug lainnya terdapat banner dan spanduk besar jadi banyak orang yang berkunjung, perjalanan dari jalan utama menuju parkiran juga dekat hanya 150 meter dengan sebuah gerbang masuk yang besar juga.




Sampailah saya di parkiran pukul 12.30 alhamdulillah selama perjalanan tidak hujan dan lancar, di dalam parkiran bener bener sepi sekali tidak ada satupun pengunjung kesini, luas juga parkiran di Curug Cisarua, adem lagi hijau tempatnya dan banyak saung saung jadi banyak tempat beristirahat setelah habis ke curug, Curug Cisarua ini berada di Kawasan Objek Wisata Alam Hutan Sukawangi.





Disitu ada ibu ibu yang sedang duduk di saung, lalu saya menanyakan parkiran dan jalan ke Curug Cisarua, ternyata ibu ibu ini penjaga di wisata curug ini, lalu saya parkir di depan saung yang ibu ibu duduk tadi dan ibu ibu itu memberikan tiket masuk 10.000/orang dan parkir 2.000/motor.



Perjalanan dari parkiran ke curugnya kira kira 15 menit dengan trek yang terus menanjak, jika cape di perjalanan bisa istirahat di saung yang sudah disediakan di setiap jalannya.



Lalu saya bertemu pertigaan yang jika ke kanan atas itu mengarahkan ke Taman Pemandangan dan lurus mengarahkan ke curugnya.



Dari pertigaan ini sudah terlihat curugnya dari kejauhan, indah juga curugnya dari kejauhan dengan jalan dari bambu yang sudah di buat untuk memanjakan pengunjung yang ingin berfoto foto.




Langsung saja saya berfoto di jalanan bambu ini, berasa milik sendiri ne curug karena hanya saya saja disini tidak ada orang lain.hehe




Curug Cisarua memiliki ketinggian sekitar 20 meter, dengan kolam yang dangkal, struktur curugnya bergelombang dari atas sampai bawah.




Didepan curug ini ada sebuah tangga yang mengarah ke atas menuju taman pemandangan, dari atas sini Curug Cisarua terlihat indah dengan dikelilingi reimbunan pepohonan.




Lalu saya naik ke atas, wah dari atas sini indah banget pemandangannya, terlihat perbukitan serta jalanan di bawah, buat santai di atas sini cocok banget karena areanya luas dan terdapat saung juga disini, saya tidak ada warung buat ngopi, kalau ada mantap banget ngopi sambil menikmati pemandangan, ke atas lagi ada area taman pemandangan juga tapi saya tidak naik lagi ke atas jalannya tidak terlihat.




Setelah puas menikmati indahnya Curug Cisarua, pukul 14.00 saya pun turun ke parkiran, pulang lebih siang agar nanti sampai di Bekasi masih sore dan tidak hujan, 14.30 saya pun bergegas meninggalkan Curug Cisarua, terlihat dari kejauhan awan gelap yang sudah menyelimuti di depan, sepertinya akan turun hujan, benar saja sesampainya di pertigaan Gunung Batu turun hujan lebat sampai Pasar Jonggol hujan pun berhenti. Akhirnya sampai juga di rumah dengan selamat pukul 17.00.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.