Sabtu, 27 Januari 2018

TRIP TO CURUG KIARA & CURUG BENDUNGAN GUNUNG MENIR BOGOR

Pada perjalanan minggu sebelumnya saya telah menelusuri 2 buah curug yang ada di Kp.Ciputri Kec.Pamijahan Bogor ini yaitu Curug Emas dan Curug Cipancuran, karena waktunya tidak cukup akhirnya saya tidak bisa menelusuri curug curug lainnya yang ada disana, minggu ini saya berencana melanjutkan penelusuran saya di Kp.Ciputri ini untuk menuju Curug Kiara dan Curug Bendungan.



Sabtu 27 Januari 2018 karena yang lain tidak bisa jalan akhirnya saya dan Pak Sogak saja yang berangkat menuju Curug Kiara dan Curug Bendungan, kami berdua berangkat dari masing masing rumah pukul 05.30 dan titik temu kami di pom bensin sesudah Klapanunggal. Jalur yang kami lalui mulai dari Bekasi – Ps.Cileungsi – Ps.Citeureup – Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor – Bubulak/Yasmin – IPB Darmaga – Pertigaan Cibatok – Ds.Ciasihan – Kp.Ciputri. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul kami belok ke kanan ke arah Jalan Raya Bogor.


Di jalan Sentul menuju Jl.Raya Bogor turun hujan sedikit deras, akhirnya kami neduh terlebih dahulu dan mengisi perut dengan makan lontong sayur di pinggir jalan, setelah hujan berhenti kami lanjutkan perjalanan kembali menuju Jl.Raya Bogor lalu belok ke kiri, lurus dan ketemu Tol Jagorawi, kami belok kanan ke arah Darmaga.

Pengerjaan tol ini sudah mulai terlihat selesai di bagian atasnya, jalanannya pun sebagian sudah lebar, sehingga tidak terlalu macet kaya dulu. Ada pertigaan Lotte Mart kami belok ke kiri ke Terminal Bubulak atau Yasmin (jika lurus ke arah Parung). 


Melewati Yasmin dan Terminal Bubulak lurus sampai mentok lalu belok ke kanan ke arah IPB Darmaga (kiri ke Ciapus).


Sesampainya di Pertigaan Cibatok (Gunung Salak Endah) kami belok ke kiri.


Terus saja kami ikuti jalan, sekitar 15 menit ada sebuah pertigaan kami ambil kanan menuju Kawasan Gunung Salak Endah (kiri ke Tenjolaya).


Jalanan agak macet karena ada 2 buah mobil TNI yang sedang mengantar pelajar menuju Gunung Salak Endah sepertinya ingin melakukan camp di gunung itu. Sekitar 25 menit dari pertigaan tadi ada spanduk dan plang petunjuk menuju Curug Ciparay di kanan jalan, kami ambil ke kanan karena untuk ke Curug Kiara dan Curug Bendungan masuk melalui gerbang Curug Ciparay.


Jalanannya sudah bagus berupa aspal halus dan bisa dilewati mobil juga.


Tidak lama mentok ada pertigaan lalu kami ambil kiri, di tengah jalan ini juga ada plang petunjuk yang mengarahkan ke Curug Ciparay, banyak petunjuk di sepanjang jalan yang mengarahkan ke Curug Ciparay jadi tidak akan kesasar kalau kesini. Di sebuah tanjakan ada sebuah gerbang di kanan jalan yang mengarahkan ke Curug Saderi, baru tahu saya kalau darisini bisa juga ke Curug Saderi, lebih bagus juga jalannya sudah aspal, tapi kami berjalan lurus terus mengikuti plang petunjuk ke Curug Ciparay.


Sepanjang jalan banyak pemandangan pemandangan alam yang memanjakan mata, sehingga tidak terasa cape, bisa juga menjadi spot foto di jalan jalan ini.



Sampai jalanan aspal/cor coran berakhir disitulah kami sudah tiba di Kp.Ciputri lokasi pintu masuk menuju Curug Ciparay, Curug Seribu, Curug Kiara, Curug Bendungan, Curug Emas dll.


Di pintu masuk kami diberikan tiket untuk masuk motor sebesar 5.000/motor, saya bertanya kepada 2 orang penjaga pintu masuk ini, Kang Yanto lagi jaga dimana kang, mereka belum tahu karena belum melihat Kang Yanto karena waktu pun masih pagi sekali. Dari pintu masuk ini kami tinggal lurus terus saja melewati Gerbang Curug Seribu (kiri), masih lurus ke depan.

Tidak lama ada spanduk dari Curug kiara di pinggir jalan, ketika kami mempersiapkan untuk berfoto di spanduk Curug Kiara ini, Kang Yanto datang menyapa kami, siap kang telusurin curug lagi, siap kang. Di spanduk ini terlihat ada beberapa curug seperti Curug Kiara, Curug Bidadari, Curug Batu Ampar, Curug Susun dan Pemandian Ciherang.



Sebelum menelusuri Curug Kiara dan Curug Bendungan kami bertiga ngopi ngopi dahulu di warung, isi tenaga sebentar, jarak dari pintu masuk ke warung ini cukup dekat, di atas warung ini juga ada sebuah homestay yang bisa disewakan.



Setelah kenyang kami bertiga mulai treking ke Curug Kiara dan Curug Bendungan, sedangkan motor kami di parkir di depan warung ini. Kami ambil jalan lurus menuju Curug Ciparay, karena jika belok ke kanan jalanan agak licin dan menanjak jadi agak sulit.



Di ujung jalan juga ada sebuah parkiran terakhir sampai nanti akan treking menuju Curug Kiara, Curug Bendungan ataupun Curug Ciparay.



Trek pertama yang kami lalui adalah trek menanjak, melewati Gerbang dari Curug Ciparay.




Kami lurus terus ke atas dengan trek menanjak dan sampailah kami di Gerbang masuk Curug Kiara dan Curug Bendungan. HTM masuk ke curug ini sebesar 10.000/orang.





Tepat di samping Gerbang masuk Curug Kiara terdapat curug kecil yang tingginya sekitar 7 meter dengan aliran air yang bening, aliran air ini mengaliri pemukiman penduduk yang berada di bawah.



Dari Gerbang masuk Curug Kiara ini trekingnya cukup mudah karena datar mengikuti saluran air yang ada di kanan jalan, terlihat pula dari kejauhan Kawah Ratu dan di bawah jalan ini terlihat juga Curug Ciparay, ya kita berjalan jauh di atas Curug Ciparay.





Lalu ada sebuah tikungan, kami ambil ke kiri menuju Curug Kiara terlebih dahulu, jika lurus mengikuti saluran air akan menuju Curug Bendungan, setelah selesai mengunjungi Curug Kiara kami akan menuju Curug Bendungan.



Jalur menurun ke bawah, sampai akhirnya kami mendengar aliran air, disitulah Curug Kiara berada dan kami harus menuruni tangga yang curam untuk bisa sampai di Curug Kiara.





Curug Kiara ini lokasinya sangat indah berada di bawah tebing, kondisinya yang masih alami dan sejuk membuat dipandang. Ada 2 pengunjung lain juga yang kesini akan tetapi hanya sebentar karena cewenya tidak berani menuruni tangga jadi mereka langsung pulang atau mengunjungi curug lain.





Curug Kiara ini memiliki ketinggian sekitar 15 meter dengan kedalaman bervariasi mulai dari di pinggiran air sepinggang sampai ke tengah sekitar 2 meter. Dinamakan Curug Kiara karena di atas aliran curug ini ada sebuah Pohon Kiara sehinggan dinamakan Curug Kiara.




Setelah berfoto di bawah Curug Kiara kami naik ke atas Curug Kiara, di atas Curug Kiara terdapat aliran sungai yang jernih dan di sampingnya ada Pohon Kiara.




Kami ingin melanjutkan treking ke Curug Bidadari akan tetapi jalurnya masih tertutup rumput rumput tinggi serta bebatuan, akhirnya kami memutuskan untuk treking ke Curug Bendungan saja. Jalur menuju Curug Bendungan kami menuju saluran air tadi, di tengah perjalanan kami juga bertemu dengan sekelompok orang sehabis camp di Kawah Ratu, sesekali saya merasakan haus dan meminum air dari aliran dari saluran air ini. Setelah melewati sebuah bendungan kami tiba di Curug Bendungan.



Curug Bendungan ini masih jarang dikunjungi orang, dinamakan Curug Bendungan karena di bawah curugnya ada  sebuah bendungan, Curug Bendungan ini juga merupakan hulu dari curug curug di bawahnya seperti Curug Kiara, Curug Ciparay, Curug Seribu dll.







Kedalaman dari Curug Bendungan ini sekitar 5-8 meter dengan ketinggian sekitar 8 meter, belum ada yang berani nyebur atau menyelam di Curug Bendungan ini karena masih baru dan suasananya pun masih berasa.




Setelah mengunjungi Curug Bendungan kami pun kembali ke bawah karena waktu pun sudah siang sekitar pukul 13.45 agar kami bisa mengejar shalat dzuhur. Di bawah kami berganti pakaian dan mandi di Pancuran 7 Cipuri yang merupakan mata air disini, setelah berganti pakaian, shalat, kami santai terlebih dahulu di warung untuk mengisi perut dan ngopi ngopi. Semakin siang semakin banyak pengunjung yang berkunjung kesini, mulai dari yang naik motor hingga mobil yang merupakan rombongan dari UIN Jakarta yang sedang melakukan wisata alam.

Pukul 15.00 kami sudahi kunjungan di Curug Kiara dan Curug Bendungan lalu berpamitan kepada warga setempat dan pulang ke Bekasi.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.

Minggu, 21 Januari 2018

TRIP TO CURUG EMAS & CURUG CIPANCURAN GUNUNG MENIR BOGOR

Melihat banyak postingan curug curug baru di Bogor membuat saya sangat ingin mengunjunginya, ada curug baru yang ingin saya datangi karena kondisi alamnya yang masih alami dan airnya yang jernih yaitu Curug Cikuluwung di daerah Kp.Ciputri Ds.Ciasihan Kec.Pamijahan Bogor, membaca informasi di internet selain Curug Cikuluwung di daerah tersebut ada juga Curug Emas, bertanya juga dengan teman masih ada curug lagi di daerah situ seperti Curug Kiara, Curug Bidadari dll. Untuk masuk ke Curug Cikuluwung dan Curug Emas ini bisa melalui Pertigaan Cibatok ataupun Pertigaan Cemplang, jika melalui Pertigaan Cibatok patokannya pintu masuk dari Curug Ciparay.


Seperti biasa setiap rencana pergi ke curug pasti tahu bulat di goreng dadakan, rencananya si ke curug ini minggu depannya ramai ramai, sekarang niatnya survey terlebih dahulu, saya dan Pardi berencana ke Curug Cikuwulung dan Curug Emas ini pada Minggu 21 Januari 2018, ini juga sempat tidak jadi karena teman teman lainnya tidak bisa berangkat. Kami berangkat agak siang pukul 08.00 start dari Bekasi, biasanya kami jalan sehabis shalat subuh. Jalur yang kami lalui mulai dari Bekasi – Ps.Cileungsi – Ps.Citeureup – Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor – Bubulak/Yasmin – IPB Darmaga – Pertigaan Cibatok – Ds.Ciasihan – Kp.Ciputri. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul kami belok ke kanan ke arah Jalan Raya Bogor.


Lurus terus dari Jl.Raya Bogor nanti ketemu Tol Jagorawi, kami belok ke arah Darmaga.

Pengerjaan tol ini sudah mulai terlihat selesai di bagian atasnya, jalanannya pun sebagian sudah lebar, sehingga tidak terlalu macet kaya dulu. Ada pertigaan Lotte Mart kami belok ke kiri ke Terminal Bubulak atau Yasmin (jika lurus ke arah Parung). 


Melewati Yasmin dan Terminal Bubulak lurus sampai mentok lalu belok ke kanan ke arah IPB Darmaga (kiri ke Ciapus).



Setelah jalan Giant luar biasa macetnya padahal masih jam 10 pagi, terus menjalar sampai masuk daerah Leuwiliang, kemacetan ini karena disini banyak pertigaan di kanan kiri jalan dan banyak angkot yang berhenti menunggu penumpang. Sesampainya di Pertigaan Cibatok (Gunung Salak Endah kami belok ke kiri.



Terus saja kami ikuti jalan, sekitar 15 menit ada sebuah pertigaan kami ambil kanan menuju Kawasan Gunung Salak Endah (kiri ke Tenjolaya).



10 menit dari pertigaan tadi ada spanduk dan plang petunjuk menuju Curug Ciparay di kanan jalan, kami ambil ke kanan karena untuk ke Curug Cikuluwung dan Curug Emas masuk melalui gerbang Curug Ciparay.



Jalanannya sudah bagus berupa aspal halus dan bisa dilewati mobil juga.



Tidak lama mentok ada pertigaan lalu kami ambil kiri, di tengah jalan ini juga ada plang petunjuk yang mengarahkan ke Curug Ciparay, banyak petunjuk di sepanjang jalan yang mengarahkan ke Curug Ciparay jadi tidak akan kesasar kalau kesini. Di sebuah tanjakan ada sebuah gerbang di kanan jalan yang mengarahkan ke Curug Saderi, baru tahu saya kalau darisini bisa juga ke Curug Saderi, lebih bagus juga jalannya sudah aspal, tapi kami berjalan lurus terus mengikuti plang petunjuk ke Curug Ciparay.



Sepanjang jalan banyak pemandangan pemandangan alam yang memanjakan mata, sehingga tidak terasa cape, bisa juga menjadi spot foto di jalan jalan ini.




Sampai jalanan aspal/cor coran berakhir disitulah kami sudah tiba di Kp.Ciputri lokasi pintu masuk menuju Curug Ciparay, Curug Seribu, Curug Kiara, Curug Cikuluwung, Curug Emas dll.



Saya mendekati penjaga di lokasi ini untuk menanyakan jalur ke Curug Cikuluwung, penjaga disini bingung karena disini tidak ada yang namanya Curug Cikuluwung, nah kalau Curug Emas ada, sudah terpampang besar spanduknya. Mereka kontek kontekan melalui HT menanyakan tentang Curug Cikuluwung tapi tidak ada yang tau juga, kata penjaganya disini adanya Curug Emas, Curug Seribu, Curug Ciparay, Curug Kiara, Curug Bidadari, Curug Bendungan dll. Akhirnya kami menuju ke Curug Emas terlebih dahulu, kata penjaganya ke Curug Emas sekitar 30 menit trekingnya, sebentar banget ya, ke Curug Emas kami di temani oleh salah satu penjaga disini namanya Kang Yanto (tengah).




Kami memulai treking ke Curug Emas, jalurnya masih berupa tanah dengan lebar sekitar 1 meter, melalui hutan pinus yang nantinya area hutan pinus ini akan disediakan tempat untuk camping.




Di hutan pinus ini kata Kang Yanto ada jalur lagi ke sebuah curug yaitu Curug Cipancuran, jalurnya baru di buka seminggu jadi belum bagus. Nah dari hutan pinus turun ke bawah dengan jalanan lebar 1 meter, tidak lama kemudian kami tiba di depan Curug Emas dengan ada beberapa warga setempat yang sedang bekerja merapihkan jalanan. Sebentar waktu yang di tempuh untuk menuju Curug Emas ini hanya 10 menit, perkiraan tadi kata si Kang Yanto perjalanannya 30 menit.




Curug Emas ini memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan kedalaman kolam hanya sepinggang orang dewasa, dinamakan Curug Emas karena bebatuan yang dialiri air ini berwarna emas bukan karena ada kandungan emasnya.hehe

Air di Curug Emas ini dingin dan jernih sehingga bisa betah jika main air di Curug Emas ini apalagi masih belum banyak yang mengunjungi curug ini jadi puas main main air disini.



Maafkan kelakuaan kami yang masih bocah ini.wkwkwk




Selesai main air di Curug Emas dan waktu pun masih siang sekitar pukul 11.00, lalu kami meminta Kang Yanto untuk menemani kami lagi ke Curug Cipancuran yang jalurnya ada di hutan pinus tadi. Kang Yanto meminta temannya Kang Acu untuk menemani bersama sama ke Curug Cipancuran karena Kang Acu bawa peralatan sehingga nanti jika ada jalur yang belum di buka bisa membuka jalur. Kang Yanto pun salut dengan kami karena semangat menelusuri curug padahal sebelumnya ada pengunjung yang ngeluh ketika berkunjung ke Curug Emas karena treknya jauh (menurut saya mah deket). Di hutan pinus sebelum menelusuri jalur ke Curug Cipancuran kami berempat berfoto dahulu (tengah kang Acu & Kang Yanto).



Melintasi jalur tanah dengan lebar sekitar 3 meter yang nantinya jalur ini bisa di buat jalur motorcross, jalur tanah ini terus menanjak dengan sesekali tikungan memutar.




Setelah jalur tanah ini selesai di lanjut dengan masuk ke dalam hutan pinus dengan rerumputan yang masih tinggi sehingga harus di buka jalur.




Jika tidak ditemani oleh penduduk setempat/guide pasti akan nyasar disini, darisini terkadang warga setempat berjalan kaki menuju Pelabuhan Ratu Sukabumi, ya Gunung Menir ini bisa tembus ke Pelabuhan Ratu nanti keluar di PT Chevron, pada jaman penjajahan dahulu gunung ini bisa dilewati oleh mobil, tapi karena sudah puluhan tahun tidak digunakan jadinya jalanan sudah tertutup rimbunan pepohonan. Hati hati juga melewati pinggiran jalan setapak ini karena bagian kanannya itu jurang, nantinya jika sudah rapih jalurnya bukan lewat sini lagi tapi lewat jalur bawah jadi tidak perlu naik turun.




Setelah trekking sekitar 45 menit dari hutan pinus tadi, kami tiba di Curug Cipancuran dengan rerimbunan pohon disekelilingnya. Curug Cipancuran ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan aliran air yang bening dan jernih, segar sekali jika meminum air di Curug Cipancuran ini dingin.




Karena waktu sudah agak siang sekitar pukul 13.30 kami treking kembali jalan pulang ke parkiran, untuk mengejar shalat dzuhur. Jalan pulang terasa sangat cepat karena jalurnya terus menurun ke bawah, sampai di hutan pinus Kang Acu kembali lagi ke Curug Emas untuk melanjutkan merapihkan jalurnya sedangkan Kang Yanto masih bersama kami karena Kang Yanto ini bertugas menjaga gerbang masuk. Di bawah ada sebuah pancuran yang mengalir 7 buah pancuran, namanya pancuran 7 ciputri, airnya yang sangat jernih dan dingin membuat tubuh kami segar kembali.




Setelah mandi di pancuran 7 ciputri kami berganti pakaian, shalat dzuhur dan mengisi perut di warung dekat parkiran motor. Untuk parkir disini 5rb/motor, HTM ke Curug Emas 10rb/orang dan guide seikhlasnya. Pukul 15.00 kami berpamitan kepada penjaga disini dan meninggalkan Kp.Ciputri ini untuk kembali pulang ke Bekasi.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.