Minggu, 03 September 2017

TRIP TO CURUG CIKAWAH & CURUG GLEWERAN CIASMARA GUNUNG SALAK BOGOR

Seminggu sebelumnya saya berniat untuk menelusuri Curug Cikawah ini yang berada di Desa Ciasmara Kec.Pamijahan Gunung Salak Bogor, akan tetapi tidak sempat karena waktu sudah siang akhirnya saya dkk berkunjung ke Curug Saderi saja. Minggu berikutnya bertepatan dengan libur panjang 3 hari karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, saya pun merencanakannya kembali untuk ke Curug Cikawah ini karena masih penasaran.


Sabtu 2 September 2017 kami bertiga berangkat dari Bekasi pukul 20.00, kami bertiga saya Pardi & Ali berencana ngecamp disana agar minggu pagi bisa treking ke Curug Cikawah karena lumayan memakan waktu juga trekingnya sekitar 1.5 jam. Jalur yang kami lalui mulai dari Bekasi – Bantar Gebang – Cileungsi – Citeureup – Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor – Yasmin/Bubulak – IPB Darmaga – Pertigaan Cibatok - Pertigaan Cemplang – Desa Cibitung - Desa Ciasmara – Air Panas/Curug Cimanglid/Curug Cikawah. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul kami belok ke kanan ke arah Jl.Raya Bogor.



Lurus terus dari Jl.Raya Bogor nanti ketemu Tol Jagorawi, kami berbelok ke kanan ke arah Darmaga.

Kalau jalan malam gini adem suasananya dan lancar tidak seperti jalan pagi atas siang pasti kena macet disini, lalu ketemu lampu merah kami berbelok ke kiri ke arah Terminal Bubulak/Yasmin, jika lurus ke arah Parung.

Lurus saja sampai mentok lalu kami belok ke kanan ke arah IPB Darmaga Leuwiliang.



Disini kami berhenti sejenak di sebuah Indomart untuk istirahat membeli roti dan minuman sebelum melanjutkan perjalana kembali.Setelah kenyang kami lanjutkan perjalanan lanjut bertemu Pertigaan Cibatok (arah ke Gunung Salak Endah), kami masih lurus sedikit lalu bertemu Pertigaan Cemplang belok ke kiri. Jalanan disini walau malam hari tetapi masih banyak anak muda yang nogkrong di kiri kanan jalan. Disetiap ada pertigaan nanti ada plang petunjuk dan kami mengambil lurus terus ke Ciasmara/Purabakti.





Sebelum Pasar Purabakti kami berbelok ke kiri menuju Desa Wisata Ciasmara, jalanan disini sudah di beton sekitar 1 km tapi setelahnya lanjut jalanan ancur.










Pukul 23.00 kami tiba di Desa Ciasmara, terdengar suasana yang masih ramai warga sedang bermain alat musik di saung saung.



Kami duduk sejenak di warung lalu ada warga yang medekati dan bertanya tanya, kami pun menjawabnya kami ingin ngecamp disini dan besoknya ingin ke Curug Cikawah, obrolan panjang pun terjadi sambil ditemani kopi hitam, warga itu pun memperlihatkan beberapa foto di Curug Cikawah kepada kami dan ada spot yang bagus yaitu berupa kawah kawah kecil berwarna merah yang penuh dengan uap serta menceritakan beraneka ragam curug disini yang masih belum di buka untuk umum karena belum ada akses jalannya.

Pukul 00.00 kami mulai mendirikan tanda di samping villa, setelah tenda berdiri kami bertiga mulai masuk untuk istirahat, lumayan anget di dalam tenda, kalau di luar sudah mulai dingin sekali jam segini.



Pukul 04.30 kami semua bangun untuk shalat shubuh terlebih dahulu, Pardi dan Ali sempat merasakan mandi di air yang panas yang berada di 2 kamar mandi di samping kolam renang, saya tidak ikut mandi karena airnya panas jadi saya hanya mengelilingi di daerah sini saja sambil menikmati udara pagi hari. Pukul 06.00 kami mengisi perut dahulu dengan makan mie rebus dan minum minum kopi di warung sambil mengobrol lagi dengan warga semalam, disini tidak hanya Curug Cikawah, Curug Cimanglid, Curug Cijambe dan Curug Gleweran saja, tapi masih banyak lagi seperti Curug Bintang, Curug Cipancuran, Curug Cisakati dlll tapi jalurnya belum di buka. Jika ingin suatu saat ingin menginap kami diberikan kartu nama untuk pemesanan villa disini namanya Villa Mayan bisa menghubungi Pak Andi.






Pukul 07.00 kami bersiap treking menuju Curug Cikawah ditemani dengan seorang guide dari warga setempat lengkap membawa golok sepertinya ingin membuka jalur.



Trek pertama yang kami lalui mulai dari perkebunan warga, lalu menyebrangi sungai dan area persawahan.






Setelah melewati area persawahan lalu kami naik ke atas dengan jalan yang hanya setapak yang di kirinya lumayan tinggi.



Setelah 30 menit berjalan kami tiba di sebuah curug yang bernama Curug Gleweran. Curug ini memiliki tinggi sekitar 6 meter dengan kedalaman 1-2 meter.





Lalu kami menaiki anak tangga yang terbuat dari batang kayu yang disusun dan melintasi tebing di atas Curug Gleweran ini, di tebing tebingnya sudah dibuatkan juga pegangan dari batang kayu dan besi sehingga cukup kuat untuk menopang badan.


Selanjutkan kami beberapa kali menyebrangi aliran sungai, jadi jika ingin kesini sebaiknya menggunakan sendal gunung agar tidak licin saat menginjak bebatuan sungainya.





1 jam berjalan terlihatlah berupa uap/asap dari aliran sungai dan kondisi air sungai pun sudah mulai hangat, ya benar benar hangat dan uniknya ada aliran sungai yang dingin pula, ini seperti perpaduain yin dan yang






Setelah treking sekitar 1 jam 15 menit kami tiba di sebuah kawah panas dengan asap yang tebal dan terlihat pula Curug Cikawah dari jauh.





Kami mulai mendekati Curug Cikawah, hati hati saat berjalan mendekati Curug Cikawah jangan sampai kaki kita tercebur ke sungai yang air panas mendidih, bisa bisa mateng nanti.hehehe Bau belerang yang menyengat seperti telur rebus sangat terasa saat uap/asap yang keluar dari sungai sangat banyak.



Akhirnya kami sampai di depan Curug Cikawah ini, Curug Cikawah ini memiliki ketinggian sekitar 45 meter dengan kedalaman sedada dan di kelilingi oleh kawah kawah yang masih aktif.







Air di Curug Cikawah ini luar biasa dinginnya sampai menusuk daging, ibarat mandi di air yang di kasih es balok. Karena saya tidak tahan dengan dinginnya, saya hanya sebentar main air di Curug Cikawah lalu menghangatkan kaki di aliran sungai yang hangat. Disinilah uniknya di atas airnya dingin dan di bawah airnya panas mendidih ada juga yang hangat.






Selain Curug Cikawah kata guide kami, di balik tebing Curug Cikawah itu ada curug lagi yaitu Curug Cipancuran tapi kami tidak bisa kesana karena jalurnya belum di buat. Akhirnya kami menuju ke sebuah spot di samping Curug Cikawah yang penuh dengan bebatuan yang berwarna merah dan air yang panas. Pada saat saya ingin menempatkan tripod untuk berfoto, saya menginjak bebatuan merah itu dan ternyata bebatuan yang berwarna merah itu sangat rapuh jika di injak, alhasil kaki saya pun nyebur ke aliran air panas dan HP saya pun terlepas dari pegangan tripod dan ikut nyebur juga. Lumayan panas dan untung saja HP saya tidak rusak jadi bisa berfoto di spot bebatuan merah ini.



Pukul 10.30 kami sudahi kunjungan di Curug Cikawah ini dan kembali ke parkiran tadi, di tengah perjalanan pulang kami bertemu dengan beberapa orang lengkap dengan tas kerilnya ingin menuju Curug Cikawah, sepertinya yang habis ngecamp semalam juga. Pukul 12.00 kami tiba di parkiran dan langsung memesan mie rebus dan segelas kopi untuk mengisi perut agar kuat diperjalanan pulang nanti, untuk jasa guide kata akangnya seikhlasnya saja, kami memberikan 100rb untuk jasa guide kepada si akang, ya buat nambah rezeki dan penambahan fasilitas di tempat ini, akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018 jalanan menuju Desa Ciasmara ini akan full di beton jadi enak jalannya tidak rusak lagi.. Pukul 13.00 kami pun berjalan meninggalkan Desa Ciasmara ini untuk kembali pulang ke Bekasi.

Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.

Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.

8 komentar :