Libur panjang long weekend ini
harus dimanfaatkan untuk mengexplore wisata wisata baru, saya ingin explore
sebuah curug yang masih belum banyak orang yang tahu dan masih sedikit dikunjungi yaitu Curug Dendeng yang berada di Gunung
Putri Ds.Sukatani Kec.Pacet Cianjur. Ismam terus menanyakan saya di tempat
kerja ada rencana ke curug atau tidak minggu ini, ada tapi lihat kondisi dahulu
karena daerah puncak sedang ada longsor sehingga belum bisa dilalui jadi harus
memutar ke cariu lumayan jauh. Saya dan Ismam berencana ke curug hari Sabtu, 31
Maret 2018, sehari sebelum berangkat kami mendapat informasi kalau jalur puncak
bisa di lalui kendaraan roda empat (kecil) dan motor, okelah besok jadi jalan
explore Curug Dendeng.
Sabtu pagi 31 Maret 2018 saya
start dari rumah saya di Bekasi pukul 05.30 sedangkan Ismam nanti menunggu di Tugu Kujang Bogor pukul 08.00 karena rumah dia di
Tangsel. Jalur
yang di lalui meliputi Tambun
– Bekasi – Bantar Gebang – Ps. Cileungsi – Ps. Citeureup – Sirkuit Sentul –
Jalan Raya Bogor – Kebun Raya Bogor – Tol Ciawi – Tajur – Gadog –
Cisarua – Pasar Cipanas – Istana Cipanas – Pacet – Jl.Gn Putri – Candi
Tridharma – Curug Dendeng. Sesampainya
di depan Sirkuit Sentul saya belok ke kanan ke arah Jl.Raya Bogor.
Terus melewati Warung Jambu dan
sekitar pukul 07.30 saya tiba di depan Kebun Raya Bogor sebelum Tugu Kujang, tidak lama Ismam pun datang, karena kami belum sarapan
pagi lalu kami mencari bubur ayam di sekitar jalan agar ada tenaga di
perjalanan. Kami
memutuskan untuk memakai 1 motor agar tidak terpisah saat kepacetan di Puncak
nanti, motor Ismam di titipkan di Superindo daerah Tajur. Memasuki daerah Gadog terlihat sudah macet panjang di area tol karena jalur
menuju ke atas puncak di buka tutup, memasuki daerah Cisarua mulai terjadi
penumpukan kendaraan ke atas karena banyak yang memutar di pertigaan Cilember
dan Taman Safari, sampai di puncak (At Tawun) barulah jalanan mulai lancar
karena jalur disini hanya bisa di lalui 1 jalur pada jalan yang longsor jadi tidak
banyak kendaraan yang lewat.
Sesampainya di pertigaan Kebun
Raya Cibodas kami mulai membuka Google Map untuk menentukan arah ke Curug
Dendeng, terus melewati Pasar Cipanas, sampai di Istana Cipanas ke depan
sedikit ada tulisan Pacet di kanan jalan, lalu kami masuk ke jalan tersebut,
pas sesuai dengan arahan Google Map. Melewati Candi Tridharma di kiri jalan
yang masih di tutup mungkin karena masih pagi, lalu sampailah di gerbang masuk
dari Desa Sukatani.
Tidak
lama dari gerbang masuk ini arahan google map mengarahkan ke kiri, kami bingung
karena tidak ada jalan besar di kiri jalan hanya beberapa gang, akhirnya kami
pun bertanya kepada salah seorang warga, untuk menuju ke Curug Dendeng belok ke
kiri di gang tadi, tidak ada plang petunjuk satu pun di setiap jalan dari jalan
raya Pacet tadi.
Jalanan
menuju Curug Dendeng berupa gang kecil yang hanya muat 1 motor, bisa 2 motor
tapi salah satu harus mengalah di jalan gang yang agak besar, terus mengikuti
jalanan beton dan sampailah kami di sebuah warung, warung ini merupakan tempat
parkir bagi pengunjung yang ingin ke Curug Dendeng, belum terkenalnya Curug
Dendeng ini jadi cukup sulit karena belum ada petunjuk dan HTMnya pun masih
gratis, hanya membayar parkir seikhlasnya nanti.
Karena
waktu masih pagi sekitar pukul 09.00, kami pun istirahat sejenak di warung ini sambil
minum kopi dan ngemil ngemil, terlihat banyak juga sekelompok orang yang sedang
menuju Curug Dendeng, wah rame kayaknya, mendingan nunggu sepi dulu baru mulai
jalan ke curugnya biar puas. Sekitar pukul 09.30 kami berdua mulai treking
menuju Curug Dendeng, tidak jauh dari warung arah ke pertanian warga kami turun
ke bawah melewati beberapa anak tangga, lumayan nanti pulangnya pasti ngos
ngosan nanjak terus.
Sampai di bawah di sebuah lawan pertanian kami ambil jalur kanan, terus mengikuti jalur setapak melintasi hutan yang cukup lebat.
Lalu
menyebrangi sungai sekali nah sudah terlihat Curug Dendeng dari kejauhan.
Di
lokasi Curug Dendeng sudah ada beberapa pengunjung tadi yang masih menikmati
keindahan curugnya. Curug Dendeng ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter
dengan kedalaman hanya selutut.
Setelah
menikmati keindahan Curug Dendeng kami berdua mandi di bawah curugnya, air dari
Curug Dendeng sangat deras dan sangat dingin, padahal Curug Dendeng ini dekat
dengan perkampungan penduduk.
Sekitar
pukul 11.30 kami sudahi mandi di Curug Dendeng dan berganti pakaian, benar juga
treking pulang ke atas lumayan ngos ngosan karena jalurnya terus naik. Sampai
di warung kami istirahat sejenak sambil menunggu waktu dzuhur, rencananya
setelah pulang dari lokasi Curug Dendeng ini kami ingin berkunjung ke Kebun
Raya Cibodas untuk membeli oleh oleh.
Sehabis
shalat dzuhur kami meninggalkan lokasi Curug Dendeng, keluar gang kami ambil ke
kiri terus ke atas mengikuti jalur google map, melewati pos masuk pendakian
gunung gede pangrango (Pos Gn.Putri), jalanan pun berubah yang tadinya aspal
halus menjadi rusak parah melintasi kiri kanan area pertanian penduduk,
untungnya jalurnya terus menurun jadi tidak membebani motor. Selepas jalan
rusak ada sebuah pertigaan yang ke kiri ke arah pintu masuk Cibodas, ke kanan
menuju jalan Cipanas, sampai di depan pintu masuk 3 Cibodas ternyata gerbangnya
sedang di tutup, akhirnya kami putar balik menuju jalan Cipanas lalu masuk ke
gang masuk Cibodas.
Sampai
di Cibodas kami memarkirkan motor dan mulai mencari oleh oleh berupa kripik bayem,
kripik tempe, sale pisang dll. Jalur pendakian ke Gn.Gede baru di buka bulan
ini setelah di tutup selama 3 bulan karena musim hujan, jadi sepi pengunjung
menurut beberapa warga yang berjualan disini.
Perut
kenyang dan oleh oleh pun sudah di beli, kami pun meninggalkan Cibodas agar
sampai di rumah keadaan masih sore.
Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug
curug selanjutnya.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil
gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.