Trip saya kali ini ingin mengexplore
daerah di Gunung Halimun, saya belum pernah berkunjung ke Gunung Halimun ini
karena jaraknya yang cukup jauh. Dari jauh jauh hari Mba Riri sudah membuat
planningnya di grup grup whatsapp untuk berkunjung ke salah satu curug yang ada
di Taman Nasional Gunung Halimun yaitu Curug Sawer yang berada di Desa Wisata
Malasari Kec.Nanggung Kab.Bogor. Seminggu sebelumnya sudah mulai banyak yang
berpatisipasi untuk trip ke Curug Sawer ini, sudah ada sekitar 15 orang (Saya,
Mba Riri, Kang Yayat, Heru, Pak Ade, Kang Daden, Kang Ajat, Kang Budi, Mba Eva,
Kang Anwar, Kang Yahya, Kang Narya, Kang Indra, Miggel & Iziq), kami akan
berangkat tanggal 28 Juli 2018, untuk Mepo yaitu di Indomart setelah Terminal
Leuwiliang sekitar pukul 07.30.
Sabtu pagi saya yang rumahnya di Bekasi
berangkat pagi sekali sekitar jam 04.30. Jalur yang saya lalui mulai dari
Bekasi – Ps.Cileungsi – Ps.Citeureup – Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor –
Bubulak/Yasmin – IPB Darmaga – Pertigaan Cibatok – Pertigaan Kracak – Terminal
Leuwiliang. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul saya belok ke kanan ke arah
Jalan Raya Bogor.
Sesampainya di Jl.Raya Bogor lalu belok
ke kiri, lurus dan ketemu Tol Jagorawi, saya belok kanan ke arah Darmaga.
Pengerjaan tol ini sudah rapih dan
jalurnya pun lebar. Ada pertigaan Lotte Mart saya belok ke kiri ke Terminal
Bubulak atau Yasmin (jika lurus ke arah Parung).
Di depan Yasmin saya berhenti sejenak
untuk mengisi perut karena sudah lapar (padahal baru pukul 06.30), sambil makan
saya coba mengontek Heru yang ingin bareng dari Yasmin ini, Heru ternyata
bareng dari Parung sama Mba Riri dll, akhirnya selesai makan saya pun langsung
cus ke Terminal Leuwiliang. Melewati Yasmin dan Terminal Bubulak lurus sampai
mentok lalu belok ke kanan ke arah IPB Darmaga (kiri ke Ciapus).
Melewati Pertigaan Cibatok (Gunung Salak
Endah), lurus terus.
Melewati Pertigaan Kracak (Desa Wisata
Ciasmara), lurus terus.
Akhirnya saya sampai di Terminal
Leuwiliang lebih awal 07.20, ngasoh dulu di Alfamart buat nambah tenaga, lalu
mengabari yang lain. Tanpa saya ketahui ternyata Pak Ade juga ikut, dia baru
sampai Yasmin, sedangkan Mba Riri, Heru dan Kang Yayat ternyata sudah sampai
juga di Indomart depan, saya pun menyusul mereka untuk menunggu disana. Di
Indomart sudah ada Mba Riri, Alan, Heru, Kang Yayat, Miggel & Iziq, kami
pun menunggu yang lainnya datang disini. Tidak lama satu persatu yang lain pun datang,
tepat 08.30 kami mulai start berangkat bersama sama menuju Curug Sawer yang ada
di Nanggung Bogor.
Di Pertigaan Cigudeg kami ambil kiri ke
arah Nanggung, jika lurus ke arah Jasinga.
Jalan disini aspalnya masih bagus
sehingga perjalanan terasa nyaman, ada cabang di jalan kami ambil ke kanan.
Darisini jalanan mulai ancur banyak
lubang di sepanjang jalan, tanjakan serta turunannya pun rusak jalannya, sangat
dianjurkan motor dalam kondisi sehat kalau mau kesini karena lumayan berat
jalannya. Ada pertigaan kami ambil ke kiri (jika ke kanan ke Curug Penganten), kami
berhenti sejenak untuk menunggu yang lain sambil mendinginkan mesin motor.
Setelah semua berkumpul, kami lanjut
lagi perjalanan, kondisi jalan di depan ternyata masih sama rusak jalannya
dengan rimbunnya pepohonan hutan
Di tengah jalan kami melihat sebuah
petunjuk kecil, petunjuk ini mengarahkan ke Curug Tujuh (1.5KM) dan Camp
Ground.
Akhirnya kami sampai di depan Taman
Nasional Gunung Halimun, disini banyak sekali curug curug dan wisatanya. Kami
brefing sejenak dan mendinginkan mesin motor karena di depan turunan tajam yang
cukup panjang sampai bawah sehingga bagi matik yang boncengan bisa pindah ke
motor gede karena rem matik cepat aus, supaya tidak terjadi hal yang tidak
tidak seperti rem blong dll.
Benar saja sesampainya di bawah ada
motor yang blong remnya karena terlalu panas remnya tapi masih bisa
dikendalikan, kami pun mengistirahatkan motor sejenak agar agak dingin. Di
depan Kantor Desa Malasari kami belok ke kanan (ada plang petunjuknya)
Darisini sudah sangat dekat, jalanan
beton halus hingga akhirnya kami parkir disebuah tanah lapang yang tidak
terlalu luas yang didepannya rumah ketua RT setempat.
Setelah meminta izin kepada ketua RT
kami mulai trekking ke Curug Sawer, sebelumnya yang sudah pernah ke Curug Sawer
ini adalah Mba Riri dan Kang Daden jadi kami tinggal mengikuti saja jalannya,
bagi yang belum pernah ke Curug Sawer ini bisa meminta warga setempat untuk
mengantar karena jalurnya yang belum ada. Jalur ke Curug Sawer ini melintasi
tengah tengah area persawahan dengan jalan setapak yang hanya cukup 2 kaki,
kami kesini pas kondisi sawah sedang di garap sehingga padinya belum ada, jika
kondisi sawah sedang panen atau lebat dengan padi cukup sulit juga menemukan
jalurnya.
Sehabis melintasi area sawah, kami
memasuki hutan, darisini sudah sangat dekat sekali dengan Curug Sawer, tinggal
jalan datar lalu turun ke bawah, sampai dah.
Tibalah kami di depan Curug Sawer yang
cukup tinggi dengan dikelilingi rimbun pepohonan. Curug Sawer ini memiliki
ketinggian sekitar 30 meter dengan bentuk dinding yang unik menurut saya dan
kedalaman kolamnya sekitar 1.5 meter.
Sambil melepas lelah perjalanan, kami memakan
bekel yang di beli di jalan tadi secara bersama sama, di Curug Sawer ini belum
ada warung ataupun makanan yang di jual, kamar ganti pun tidak ada, Curug Sawer
ini curug yang masih alami masih belum banyak orang yang berkunjung, jadi cocok
buat yang suka petualang di alam.
Curug Sawer ini ada 3 tingkatan, dibawah
Curug Sawer ada curug kecil sekitar 7 meter tingginya, hati hati jika mau ke
curug kecil ini karena jalannya melewati bebatuan yang licin, kalau kepeleset
wassalam.
Di bawah curug kecil ini ada curug lagi
yang lumayan tinggi kayaknya, kami tidak bisa ke bawah darisini karen jalurnya
yang tidak ada, kami harus berputar ke area persawahan tadi lalu turun ke bawah
untuk menuju ke curug di bawah curug kecil ini. Agar bisa melihat curug yang di
bawah Curug Sawer, pukul 13.00 kami pun berpindah tempat berbalik pulang menuju
jalan curug di bawah, sebagian dari kami ada yang menuju curug dibawahnya, ada
yang kembali ke parkiran.
Curug di bawah curug sawer ini belum
memiliki nama, cukup tinggi juga mungkin sekitar 20 meter dengan bantuk dinding
yang unik juga.
Curug ini juga masih jarang di jamah
oleh orang orang sehingga masih berasa hawanya menurut saya, cukup berfoto foto
saja lalu kami pun kembali lagi ke atas dan balik ke parkiran.
Sampai di parkiran kami meminta izin
untuk berganti pakaian di salah satu rumah warga karena tempat ganti umum tidak
ada, sedangkan masjidnya cukup jauh. Disini kami patungan 15rb/orang untuk
biaya parkir & masuk Curug Sawer, ngga enak juga udah di rapihin motornya
saat parkir & di kasih tempat buat ganti pakaian serta istirahat. Setelah
rapih semua, kami pun meninggalkan parkiran, karena waktu sudah mepet sudah 14.30
kami mengejar untuk shalat dzuhur di masjid depan kantor desa.
Selesai shalat dzuhur kami mulai
meninggalkan Desa Wisata Malasari ini, untuk kembali ke rumah kami masing
masing.
Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke
curug curug selanjutnya.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin
mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih