2 minggu sebelumnya kami sudah
merencanakan untuk pergi ke Curug Ngebul berangkat sabtu pagi 11 November lalu
kalau cape malamnya istirahat di masjid pas paginya bisa lanjut perjalanan
pulang. 1 minggu sebelum hari H (11 November 2017) yang lain batal karena
merencanakan pergi ke wisata lain, prinsip saya kalau sudah direncanakan jauh
jauh hari walaupun cuma sendiri pasti pergi. Saya mengontek pardi hari jumat
agar dia bisa pergi mumpung abis gajian juga dia.hehe Sabtu sore 11 November
2017 pukul 17.00 kami mulai berangkat berdua ke Curug Ngebul yang berada di
Ds.Bunijaya Pagelaran Cianjur Selatan, rencana kami berangkat sore agar
malamnya nanti bisa istirahat di masjid lalu paginya bisa lanjut perjalanan
kembali supaya tidak cape di badan.
Sore hari kami memulai
perjalanan dari Tambun Bekasi, terlihat keadaan langit yang sudah mulai gelap
mau turun hujan, jalur yang kami lalui meliputi Tambun - Kawasan MM2100 –
Kawasan EJIP - Cibarusah –
Jonggol – Cariu – Cikalong – Cianjur – Cilaku – Cibeber – Sukanagara - Pagelaran – Bunijaya. Sesampainya
kami di Kawasan MM2100 benar saja hujan turun cukup deras yang memaksa kami
untuk mengenakan jas hujan, melewati Jl.Raya Jonggol Cariu tepatnya di jembatan
cipamingkis ternyata macet parah karena jembatan cipamingkis ini mungkin sudah
6 bulan rusak belum selesai diperbaiki alhasil kendaraan melewati jalan pintas
dengan menyebrang menggunakan jembatan dari bambu yang dibuat warga, untuk menyebrangi
jembatan dadakan ini motor dikenakan biaya 2.000 untuk mobil mungkin 5.000,
setelah melewati jembatan kami pun berhenti di sebuah masjid sebelum pertigaan
Loji Cariu untuk shalat magrib terlebih dahulu karena sudah pukul 18.30.
Kami lanjutkan perjalanan
kembali, sesampainya di sebuah pertigaan yang jika ke kiri mengarahkan ke
Bandung dan jika lurus mengarahkan ke Cianjur Kota, pukul 19.30 disini kami
berhenti sejenak untuk mengisi perut yang lapar dengan membeli nasi goreng di
pinggir jalan, hujan hujan begini enaknya makan yang anget anget. Setelah
kenyang kami lanjutkan kembali perjalanan melewati plang arah Cianjur Kota.
Sesampainya di daerah Cilaku Cianjur sekitar pukul 21.00 kami berhenti di
sebuah masjid untuk beristirahat, masjid ini bernama Masjid Jami Assyafi’iyah,
pengurus masjid disini mengizinkan kami untuk beristirahat sampai esok hari,
lalu kami di ajak ngeliwet dengan lauk tempe ikan asin dan sambel yang mantap
banget cocok di makan disaat hujan seperti ini. Setelah ngeliwet kami bercerita
cerita dengan pengurus masjidnya, disini daerahnya lumayan rawan motor sudah
hilang beberapa kali saat shalat subuh, kadang kita tidak enak niat pengunjung
mau shalat disini malah kena musibah motornya hilang, daerah daerah pegelaran
kesana juga rawan begal kalau malam. Kami lanjut bercerita cerita mengenai
curug, di Cianjur sini banyak curug, ada curug namanya Curug Ciastana disana
bagus curugnya dan mulai banyak orang berdatangan juga. Sebelumnya juga ada
yang menginap di masjid Assyafi’iyah ini 9 motor dari Cikarang mau ke curug
juga. Pukul 24.00 kami mulai tidur di teras masjid ini, pukul 03.30 kami bangun
untuk shalat shubuh berjamaah dan pukul 04.30 kami memulai kembali perjalanan
untuk menuju Curug Ngebul di Pagelaran Cianjur.
Pukul 05.30 kami sampai di
daerah Cibeber Cianjur, disini kami berhenti sejenak karena pemandangannya yang
sangat indah di pagi hari, seperti di atas awan, kabut menyelimuti bukit bukit
di bawah.
Sesampainya di daerah Pagelaran
kami mulai membuka google map sebagai panduan perjalanan, kami belok ke kiri ke
Desa Bunijaya, jalannya masih lancar lancar saja, lalu berubah menjadi jalanan
bebatuan yang menyulitkan, di google map kami di arahkan untuk belok kanan atau
lurus, karena bingung kami berdua menanyakan jalan kepada warga yang sedang
lewat, kalau ke Curug Ngebul lebih cepat jalur yang belok kanan, kalau lurus
agak lama, kami pun belok ke kanan. Awalnya jalanan alus berupa jalanan aspal,
lalu berubah menjadi jalanan bebatuan dan tanah, di tengah perjalanan ada
tulisan sedang ada pengecoran jalan, benar saja jalanan sedang di cor kalau
kami balik arah lagi lumayan jauh muternya, kami memberi uang seikhlasnya lalu
motor kami di bawa oleh warga melewati pinggiran jalanan cor yang tanah becek.
Kami terus ikuti jalanan melihat google map terus memutari jalanan pegunungan,
disini banyak pertigaan, seperti jalanan cacing yang hanya muat 1 mobil, tanpa
sadar setelah memutari pegunungan selama 30 menit kami kembali ke jalan yang
sudah kami lewati tadi, haduuuuhhhhhhhh, akhirnya kami berhenti untuk bertanya
kepada warga yang lewat, ternyata jalan untuk ke Curug Ngebul itu belok kanan,
harus rajin rajin nanya kalau ke Curug Ngebul ini karena tidak ada petunjuk
satu pun di setiap jalan/pertigaan.
Dimulai dengan jalur melintasi
persawahan lalu mulai menanjak dengan ada sejumlah warga di sepanjang jalan
sedang memperbaiki jalanan sehabis longsor. Lalu di sambut dengan tanjakan
curam dengan bebatuan yang sangat licin, disini motor kami harus di tuntun
dengan sambil di gas dan di dorong dari belakang agar kuat sampai ke atas.
Sesampainya di atas ada sebuah warung dan kami istirahat di warung ini untuk
melepas lelah dengan mengisi perut memakan mie rebus dan ngopi sejenak. Menurut
ibu penjaga warung darisini masih sekitar 1 KM lagi menuju curug ngebul,
lumayan juga kalau dengan medan yang seperti ini jalurnya sangat menyulitkan.
Lanjut mengejar waktu kami
sudahi isitirahat di warung ini, perjalanan terus dengan trek yang cukup sulit
dengan jalanan bebatuan yang naik, di atas sini pun ternyata masih ada
pemukiman penduduk, kami kira sudah hutan hutan di atas sini, di setiap
pertigaan kami hanya menunggu warga yang lewat untuk bertanya kemana jalan
menuju Curug Ngebul, di sebuah pertigaan di tengah hutan ini belok ke kiri lah
jalan untuk menuju Curug Ngebul.
Setelah melewati beberapa rumah
warga ada sebuah pertigaan lagi, kami menunggu kembali warga yang lewat untuk
bertanya kembali jalan menuju Curug Ngebul, di pertigaan ini jalan ke kiri
untuk menuju ke Curug Ngebul.
Setelah cukup jauh berjalan
dari warung tadi melintasi beberapa jalur trek tanjakan berbatu, barulah kami
sampai di gerbang masuk kampung menuju Curug Ngebul, kayaknya lebih dari 1 KM
dah dari warung tadi apa karena treknya menanjak jadi kelihatan jauh dan lama.
Disini kami jalan terus dengan
trek bebatuan menanjak kembali, dan akhirnya terlihat dari kejauhan Curug
Ngebul yang ada di depan mata, dari pertigaan ini kami belok ke kanan.
Ada sebuah perempatan lagi,
awalnya kami ambil ke kiri dan ternyata salah jalan, jalan yang benar dari
perempatan ini adalah lurus ke depan nah nanti ada plang petunjuk satu satunya
dari jalan Pagelaran tadi yang mengarahkan ke Curug Ngebul belok ke kiri, plang
ini tepat berada di tengah pemukiman warga.
Lalu melewati jalanan
persawahan yang hanya muat 1 motor dengan aliran air sawah yang jernih dan
banyak sekali tanaman untuk aquascape dari ujung ke ujung.
Kemudian jalur menanjak
bebatuan kembali kami temui, sampai akhirnya kami sampai di gerbang masuk dari
Curug Ngebul.
Tidak ada penjaga di gerbang
masuknya, pemandangan dari atas sini sangat indah. Ada seorang bocah yang
mendekati kami dan bertanya mau ke Curug Ngebul, lalu bocah ini mengantarkan
kami sampai parkiran Curug Ngebul. Dari parkiran kami lalu mulai treking
sekitar 10 menit dengan jalan yang sudah di buat dengan bambu jadi sudah enak.
Akhirnya kami sampai di Curug
Ngebul, terbayar semua lelah perjalanan tadi dengan keindahan dari Curug
Ngebul, aksesnya yang kurang bagus jadi hanya sedikit pengunjung yang kesini.
Di Curug Ngebul saat ini sedang ada pembangunan sebuah situ yang nantinya akan
ada 2 buah situ dengan keinggian 1.5 meter yang akan selesai selama 2 bulan atau
sampai awal tahun 2018, HTM di Curug Ngebul ini 7.500/orang dan 5.000/motor.
Curug Ngebul ini memiliki
ketingian sekitar 100 meter sepertinya dengan aliran yang sangat deras sehingga
menimbulkan uap air yang bisa mencapai jarak 10-50 meter sehingga di sebut
Curug Ngebul, sama seperti Curug Citambur yang bisa menimbulkan uap air seperti
hujan.
Mendekati Curug Ngebul terlihat
yang tadinya ada sebuah taman bunga sudah tidak ada lagi karena ada pengerjaan
situ, nantinya akan di tata kembali taman bunga di Curug Ngebul ini setelah
situ ini selesai.
Irigasi dari situ Curug Ngebul
yang nantinya akan dipergunakan untuk mengatur air yang keluar dari situ Curug
Ngebul.
Dari dekat lagi terlihat
keindahan Curug Ngebul, disini untuk memfoto kamera harus dilindungi terlebih
dahulu agar tidak basah terkena uap air dari Curug Ngebul. Kami mulai mendekati
Curug Ngebul sampai didepannya terdapat kolam yang tidak terlalu dalam sehingga
kita bisa mendekati sampai batu besar tepat di depan Curug Ngebul.
Waktu pun sudah jam menunjukkan
pukul 11.00 dan para pengunjung lain sudah mulai berdatangan 5-10 orang, kami
sudahi mandi di dekat Curug Ngebul dan berganti pakaian di belakang saung Curug
Ngebul, darisini tidak kalah indah juga pemandangan dari Curug Ngebul.
Pukul 12.00 kami mulai
meninggalkan parkiran Curug Ngebul agar sampai di Bekasi nanti masih sore atau
magrib sehingga masih cukup waktu untuk istirahat. Perjalanan pulang terasa
begitu cepat dan badan saya yang biasanya sangat lelah sehabis main di curug
tetapi kali ini masih cukup segar. Di Cibeber hujan deras pun turun, berangkat
kehujanan pulang juga kehujanan.hehehe Akhirnya kami tiba di Bekasi sekitar
magrib.
Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug
curug selanjutnya.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil
gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.