Sudah
hampir 2 bulan saya tidak explore curug curug baru, rencananya tadinya ingin
explore Curug Sentral Sukabumi rame rame, tapi pas hari H ada keperluan yang
urgent, jadi di cancel terus. Ada hari libur luang pada hari selasa nanti,
mungkin bisa saya manfaatkan untuk mengexplore curug curug baru tapi yang masih
dekat dekat saja sekitaran Bogor supaya tidak cape karena besoknya kerja lagi.
Curug yang ingin saya explore yaitu Curug Jawa yang berada di Tamansari Bogor
dan Curug Goong yang berada di Tenjolaya Bogor, sebelumnya saya juga pernah ke
Curug Jawa akan tetapi saat itu airnya kering, nah sekarang sudah masuk musim
penghujan mudah mudahan sudah lumayan airnya.
Saya
pun mengontek Pardi supaya menemani saya untuk mengexplore 2 curug baru ini, 2
curug baru ini (Curug Jawa & Curug Goong) masih jarang di explore manusia
jadi mungkin masih lumayan iseng hawa hawanya. Selasa 20 November 2018 kami
berdua berangkat menuju Curug Jawa & Curug Goong, pukul 06.00 mulai start
berangkat dari Tambun, jalur yang akan kami lalui meliputi Bekasi –
Cileungsi – Citeureup – Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor - Kebun Raya Bogor – BTM
– Ciapus – SMAN 1 Tamansari - Curug Jawa - Curug Nangka – Curug Luhur – Arca Domas
– Tenjolaya - Curug Goong. Sesampainya
di depan Sirkuit Sentul ini kami belok ke kanan ke arah
Jalan Raya Bogor.
Lurus terus dari
Jl.Raya Bogor nanti ketemu Tol Jagorawi kami terus sampai ke Tugu Kujang Kebun
Raya Bogor lalu belok kanan, terus sampai terlihat Mall BTM kami ambil kiri.
Lalu
ada lampu merah kami ambil ke kanan ke arah Ciapus/Ciomas. Ada belokan lagi ke
kiri kami ambil ke arah Ciapus, melewati perempatan yang jika lurus ke
Pekemahan Sukamantri, ke kiri ke Cijeruk, kami ambil ke kanan ke Tamansari,
dari perempatan ini tidak jauh gang menuju Curug Jawa. Gang masuk ke Curug Jawa
yaitu ada plang Situs Pundenberundak Calobak atau SMAN 1 Tamansari.
Masuk
ke dalam sedikit menanjak dengan jalanan yang agak ancur, sampailah kami di
depan Masjid Nurul Hidayah, disinilah kami memarkirkan kendaraan, tidak ada
yang berjaga karena memang Curug Jawa ini belum dijadikan wisata, alirannya
masih di pakai warga, jadi HTM & parkir masih gratis, kalau mau kesini buat
jaga jaga bisa bawa kunci kendaraan.
Masuk
melalui gang rumah warga, lalu menuju hutan bambu yang lembab, turun sampai ke
bawah aliran sungai, alirannya masih kecil ternyata, di bawah ini mulai berasa
hawa hawa mistisnya karena tempatnya lembab tertutup hutan bambu yang di
kelilingi tebing tebing yang tinggi.
Terus
sampai ujung sampailah kami di depan Curug Jawa.
Aliran
air di Curug Jawa ini sangat kecil jatuhnya padahal sudah sering hujan, airnya
pun bening & dingin, dengan kedalaman sekitar 1.5 meter, sayangnya walau
airnya bening tapi masih banyak sampah plastik di sepanjang sungai tadi.
Kami
tidak ingin terlalu lama di Curug Jawa ini karena mulai berasa hawa mistisnya,
selesai beberapa dokumentasi lalu kami berdua meninggalkan area Curug Jawa dan
menuju curug berikutnya yaitu Curug Goong. Keluar dari Kp.Calobak ini kami
terus melewati beberapa curug juga di sepanjang jalan seperti Curug Nangka,
Curug Sawer, Curug Ciseeng, Curug Luhur, Arca Domas, lalu tibalah kami di gang
Curug Ciampea & Curug Ciputri. Ya untuk menuju Curug Goong ini patokannya
arah menuju Curug Ciampea.
Lurus
terus lagi melewati jalan jalan kecil nah patokannya nanti ada tanah lapang di
kiri jalan dengan sebuah rumah di tengahnya lalu kami ambil ke kanan, ada warung
juga pas belokan ke kanan ini, sekarang juga sudah ada plang arah ke curug
curugnya, tidak seperti dulu masih harus nanya ke warga.hehe
Patokannya
untuk menuju ke Curug Goong yaitu jembatan pertama, tidak ada petunjuk di
sepanjang jalan disini, salah satu petunjuknya yaitu bertanya ke warga yang
lewat, kami juga sempat kelewat jauh sampai mau ke atas Curug Ciampea, untung
sempat bertanya lalu kami balik arah ke jembatan pertama tadi dan memarkirkan
kendaraan di sebuah rumah warga yang terdapat warungnya dengan meminta izin
terlebih dahulu.
Sebelum
trekking ke Curug Goong kami berdua santai santai dulu di warung sambil ngobrol
ngobrol dengan pemilik warung, kalau mau ke Curug Goong ikuti aja aliran
sungainya g jauh sekitar 100 meter katanya. Telihat di depan warung, banyak
orang orang yang lalu lalang menuju ke Curug Ciampea, karena memang tidak
banyak yang tahu tentang Curug Goong ini, jadi hanya melewatinya saja.
Setelah
makan & minum di warung serta ngobrol ngobrol, kami bersiap untuk trekking
menuju Curug Goong, di mulai dengan berjalan di jalur setapak samping warung
kecil di depan rumah, lalu berjalan di rerumputan yang di samping kirinya
terdapat pembatas beton.
Tidak
beberapa lama, lalu kami turun ke arah aliran sungai.
Lanjut
dengan menyusuri aliran sungai yang sedikit alirannya mengalir, airnya dingin
& bening, pasti di curugnya mantep buat mandi nanti. Di tengah perjalanan
juga ada beberapa orang yang sedang menambang di pinggiran sungai.
Di
tengah perjalanan ternyata jalurnya tertutup dengan bongkahan batu yang sangat
besar, kelihatannya belum lama longsor, ngeri juga kalau kelamaan disini takut
ada longsor juga.
Nah
di balik batu besar inilah Curug Goong berada, sedikit kecewa karena aliran air
di Curug Goong ko coklat ya, padahal aliran sungai tadi bening banget, di
instagram juga bening bening postingannya, ya sudah lah daripada nganggur tuh
air, nyebur aja dah, tapi biar coklat, airnya dingin juga.
Curug
Goong ini berada tersembunyi di dalam aliran sungai, sehingga jarang orang yang
tahu keberadaannya, kedalamannya hanya sekitar kedada orang dewasa di
tengahnya.
Setelah
beberapa lama kami berada di Curug Goong ini, kami berdua pun meninggalkan
lokasi dan kembali ke warung tadi. Curug Goong ini masih belum di kelola
sehingga HTM & parkirnya pun masih gratis, tinggal minta izin ja sama warga
kalau mau ke Curug Goong ini. Pukul 13.00 kami meninggalkan daerah Tenjolaya
ini dan pulang kembali ke Bekasi.
Sampai
ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.
Note
: Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini,
terima kasih.