Pada
perjalanan saya sebelumnya ke Curug Pasir Reungit di Gunung Salak Endah, saya
tidak mendapatkan informasi mengenai letak Curug Geblug. Saya pun mencari
informasi di instagram dengan bertanya ke akun instagram curug di wilayah itu,
dapatlah informasi dari akun instagram Curug Emas & Curug Pancur Payung,
dari dua akun instagram itu saya mulailah chat bertanya tanya tentang Curug
Geblug, menurutnya memang Curug Geblug ada di sekitar Desa Ciasihan atau masih
satu lokasi dengan Curug Emas, Curug Pancur Payung, Curug Kiara dll, lokasinya
juga lumayan jauh berjalan kaki sekitar 1.5 jam arah ke kawah ratu Gunung
Salak, saya dapat juga nomor kontak warga sana yang akan menjadi guide nanti,
namanya Kang Jamal temannya Kang Yanto yang sebelumnya mengantarkan ke Curug
Emas, Curug Cipancuran, Curug Kiara dll.
Mulailah
saya menghubungi Kang Jamal untuk berencana menelusuri Curug Geblug akhir bulan
April ini tanggal 28, Kang Jamal pun mau mengantar kami nanti ke Curug Geblug.
Saya juga mengumpulkan teman teman yang ingin ikut ke Curug Geblug dan lumayan
banyak responnya, Curug Geblug ini berada di Kp.Ciputri Ds.Ciasihan
Kec.Pamijahan Kab.Bogor. Seminggu sebelum hari H, kondisi cuaca tidak menentu,
dari pagi hingga malam hujan terus, jika sampai hari Sabtu pagi masih hujan,
kemungkinan akan saya alihin ke curug lain yang lebih aman. Ketika hari Jumat
kondisi cuaca masih tidak menentu, akhirnya berguguran teman teman saya yang
ingin ikut, hari Sabtu pagi hanya kami bertiga saja yang berangkat ke Curug
Geblug, mulai dari Saya, Ervan dan Dimas.
Sabtu
pagi pun saya memberi kabar kepada Kang Jamal, kalau kami sedang berangkat ke
Kp.Ciputri, saya janjian dengan Kang Jamal menunggu di rumah Kang Jamal nanti
sekitar pukul 09.00 tiba di Kp.Ciputri. Sabtu pagi sekitar pukul 05.30 saya
mulai start dari Bekasi sendirian, sedangkan Ervan dan Dimas menunggu di
belokan ke Curug Ciparay pukul 09.00. Jalur yang saya lalui mulai dari Bekasi – Ps.Cileungsi – Ps.Citeureup –
Sirkuit Sentul – Jl.Raya Bogor – Bubulak/Yasmin – IPB Darmaga – Pertigaan Cibatok
– Pamijahan - Ds.Ciasihan – Kp.Ciputri. Sesampainya di depan Sirkuit Sentul saya belok
ke kanan ke arah Jalan Raya Bogor.
Sesampainya
di Jl.Raya Bogor lalu belok ke kiri, lurus dan ketemu Tol Jagorawi, saya belok
kanan ke arah Darmaga.
Pengerjaan
tol ini sudah rapih dan jalurnya pun lebar sehingga tidak macet lagi disini
lancar jaya. Ada pertigaan Lotte Mart saya belok ke kiri
ke Terminal Bubulak atau Yasmin (jika lurus ke arah Parung).
Melewati Yasmin dan Terminal Bubulak lurus sampai mentok lalu belok ke kanan ke arah IPB Darmaga (kiri ke Ciapus).
Melewati Yasmin dan Terminal Bubulak lurus sampai mentok lalu belok ke kanan ke arah IPB Darmaga (kiri ke Ciapus).
Kondisi
jalan menuju IPB Darmaga baru sekitar jam 07.00 sudah terlihat macet panjang,
ini dikarenakan banyaknya angkot yang ngetem dan pertigaan sepanjang jalan.
Sesampainya di Pertigaan Cibatok (Gunung Salak Endah) saya belok ke kiri.
Terus
saja saya ikuti jalan, sekitar 15 menit ada sebuah pertigaan saya ambil kanan
menuju Kawasan Gunung Salak Endah (kiri ke Tenjolaya).
Sekitar
25 menit dari pertigaan tadi ada spanduk dan plang petunjuk menuju Curug
Ciparay di kanan jalan, sekitar pukul 08.30 saya tiba di pertigaan Ciparay ini,
disini saya menunggu Ervan dan Dimas yang masih di jalan, sambil melepas lelah
saya pun makan dan minum kopi di warung ini. Sekitar pukul 09.00 Ervan dan
Dimas pun tiba, langsung saja kami bertiga melanjutkan perjalanan menuju
Kp.Ciputri.
Tidak
lama mentok ada pertigaan lalu kami ambil kiri, di tengah jalan ini juga ada
plang petunjuk yang mengarahkan ke Curug Ciparay, banyak petunjuk di sepanjang
jalan yang mengarahkan ke Curug Ciparay jadi tidak akan kesasar kalau kesini.
Di sebuah tanjakan ada sebuah gerbang di kanan jalan yang mengarahkan ke Curug
Saderi, tapi kami berjalan lurus terus mengikuti plang petunjuk ke Curug
Ciparay.
Sepanjang
jalan banyak pemandangan pemandangan alam yang memanjakan mata, sehingga tidak
terasa cape, bisa juga menjadi spot foto di jalan jalan ini.
Mendekati
Kp.Ciputri ada gerbang masuk baru yang dulunya ada di dekat parkiran Curug Emas,
HTM di gerbang ini 10rb/orang & motor, lanjut perjalanan yang sedikit lagi,
sebelum sampai parkiran Curug Emas kami di sapa Kang Jamal yang sedang duduk di
depan rumahnya di dekat jalan. Kami pun memarkirkan motor di samping rumahnya
Kang Jamal, selain Kang Jamal, ada juga Kang Alpin yang akan menjadi guide kami
nanti, sebelum perjalanan kami ngobrol ngobrol sejenak membahas mengenai curug
yang akan di kunjungi nanti, kata Kang Jamal nanti kita telusuri beberapa
curug, pertama Curug Walet terus lanjut ke Curug Geblug, nah pulangnya kita
ngga lewat jalur awal tapi telusuri sungai dari Curug Geblug nanti ketemu Curug
Kembar, akhirnya tembus di Curug Ciparay nanti, Kang Alpin pun menunjukkan beberapa
foto dari Curug Geblug dan curug lainnya. Jam 10 kurang kami berlima bersiap
untuk explore Curug Walet, Curug Geblug dan Curug Kembar.
Kami
mulai berjalan mulai dari melewati parkiran Curug Emas, lalu naik ke atas
melewati gerbang Curug Seribu dan Curug Ciparay.
Setelah
melewati gerbang Curug Kiara pas di trek menanjak saya merasa sangat kelelahan
tidak seperti biasanya, kepala agak pusing, mata kunang kunang dan jantung
berdebar debar kencang, rasanya udah ingin menyerah saja saya sampai disitu
udah ngga kuat jalan, disitu saya duduk di temani Kang Alpin sedangkan Ervan,
Dimas dan Kang Jamal sudah jalan duluan di depan. Kang Alpin lalu memijat
punggung saya, anehnya pas di pijat kondisi saya jadi normal lagi segar, tidak
terasa pusing seperti tadi, saya pun kembali melanjutkan perjalanan, masih agak
lemes sedikit tapi masih kuat buat jalan, lama kelamaan tenaga saya kembali
lagi.
Tidak
lama ada petunjuk di kiri jalan menuju Curug Walet, jalurnya pun masih belum
rapih, sedang dalam pengerjaan oleh warga sekitar.
Jalanan
masih tanah dengan sedikit becek dan ada beberapa warga yang sedang bekerja
merapihkan jalurnya, kemudian kami menuruni anak tangga seperti yang ada di
Curug Kiara, ya jalur ke Curug Walet ini masih baru dan jalurnya menuruni
tebing, lumayan licin jadi harus berhati hati.
Sesampainya
di bawah aliran sungai dari Curug Walet, mulailah disitu kami rivers treking
menelusuri aliran sungai dengan di kiri dan kanan tebing, jika kondisi mulai
hujan tidak dianjurkan sepertinya kesini karena tidak ada tempat berlindung
jika tiba tiba ada air bah datang.
Di
tengah perjalanan ada sebuah curug kecil yang cukup tinggi, curug ini belum
mempunyai nama, tapi dari bentuknya curug ini bisa disebut dengan Curug Awitali
karena bentuknya seperti tali memanjang ke atas.
Kami
lanjutkan perjalanan lagi ke Curug Walet dan akhirnya kami sampai di depan
Curug Walet, lama perjalanan dari parkiran sampai di Curug Walet ini sekitar 30
menit, Curug Walet ini memiliki 2 tingkat dengan ketinggian bervariasi dan
kedalaman lebih dari 2 meter sepertinya, aliran air di Curug Walet merupakan
dari Curug Kiara, Curug Walet ini berada di bawah Curug Kiara dan dinamakan
Curug Walet karena ada goa burug walet bersarang.
Tidak
terlalu berlama lama di Curug Walet, lalu kami lanjutkan ke curug utama yang
akan kami tuju yaitu Curug Geblug, kami balik lagi menuju jalan awal tadi,
setelah di atas berjalan mengikuti saluran air, melewati plang Curug Kiara,
masih lurus sedikit lalu belok ke kiri menuju jalur ke kawah ratu (lurus ke
Curug Bendungan).
Jalanan
sudah bergitu tapih dan lebar dengan jalanan masih berupa tanah, setelah itu
kami belok ke kiri menuju lahan pertanian warga, saya pun sempat mencoba trubuk
salah satu jenis pertanian warga disini, lumayan buat cemilan di jalan.hehe
Melintasi
rumput rumput yang masih tinggi sehingga Kang Jamal yang berada di depan
berusaha membuka jalur agar kami yang dibelakang dapat mudah melintasinya,
jalur mulai agak menyulitkan dengan memasuki hutan yang cukup tebal dengan
rerimbunan pepohonan dan tanah yang agak sedikit becek, diantara kami sempat
ada yang kepeleset, saya pun sempat keram sepanjang jalan hutan ini tapi masih
bisa di atasi, di tengah hutan juga terdengar suara anak ayam berkali kali,
tapi kami tetap fokus keperjalanan supaya cepat sampai di Curug Geblug.
Setelah
keluar dari hutan yang cukup tebal, kami harus menuruni jalur tebing menuju
sungai di bawah, sangat berhati hati karena jalanan yang cukup licin, sampai
akhirnya kami tiba di bawah sungai yang merupakan aliran dari Curug Geblug.
Kami
berlima beristirahat sejenak di sebuah batu dengan mengisi perut dengan memakan
yang kami bawah, kalau minum tinggal mengambil di pancuran air di sela sela
tebing, airnya cukup dingin dan segar di tenggorokan, tidak di anjurkan meminum
air dari sungai aliran Curug Geblug karena mengandung belerang yang cukup
tinggi.
Setelah
cukup beristirahat, kami lanjutkan lagi perjalanan yang tinggal sedikit lagi,
kami menelusuri pinggiran aliran sungai, sesekali menyebrang sungai mencari
jalur yang mudah di lalui, bebatuan yang licin dan mudah tergelincir membuat
sering kali kami terpeleset.
Setelah
berjalan kurang lebih 1.5 jam dari Curug Walet tadi, akhirnya kami berlima tiba
di depan Curug Geblug, ah puas banget rasanya, terbayar semua kesulitan dan
kelelahan selama perjalanan kesini. Curug Geblug ini memiliki ketinggian
sekitar 30 meter dengan aliran air yang sangat deras yang mengandung belerang,
kedalaman dari Curug Geblug ini diperkirakan lebih dari 3 meter.
Dinamakan
Curug Geblug karena sering ada batu batu yang jatuh ke dalam air sehingga
menghasilkan suara gedebug, disini kami sejenak istirahat setelah itu kami
lanjutkan perjalanan menuju Curug Kembar, mengejar waktu juga agar tidak
terlalu sore.
Perjalanan menuju kembar berjalan menelusuri aliran sungai dari Curug Geblug, sampai di ujung ada jalanan mentok dengan sebuah leuwi yang cukup dalam, sehingga kami harus naik ke atas menuju hutan yang cukup lebat yang mungkin hanya beberapa orang yang lewat.
Setelah
melintasi hutan yang cukup lebat, terlihat dari kejauhan sebuah curug yang
sangat tinggi, akhirnya sedikit lagi sampai di Curug Kembar.
Menuruni
hutan lalu sampailah kami di depan Curug Kembar, Curug Kembar ini berbeda
alirannya bukan dari aliran Curug Geblug, airnya mengalir dari atas ke bawah
sungai aliran Curug Geblug, dinamakan Curug Kembar karena ada 2 buah curug yang
berdampingan disini.
Saya
hanya bisa berfoto di sebrang Curug Kembar saja, tidak berani mendekati sampai
di depan Curug Kembar persis karena lumayan curam jalur turun ke sungai lalu
naik ke atas Curug Kembar, Kang Jamal yang berani menyebrang sampai di atas
Curug Kembar.
Tadinya
niat kami ingin mandi di Curug Kembar ini, tapi melihat jalurnya yang cukup
curam akhirnya kami hanya memandangi keindahan Curug Kembar ini dari dekat.
Setelah menikmati beberapa curug yang sudah kami telusuri, kami pun kembali
berjalan pulang, jalur pulang melalui jalur yang akan tembus nanti di Curug
Ciparay, beberapa kali pada trek menanjak di sekitar paha saya keram sehingga
harus berjalan dengan pelan ditemani Kang Alpin mengawal di belakang, di tengah
hutan juga kami bertemu beberapa warga yang sedang merapihkan jalanan, kami pun
saling menyapa satu sama lain.
Sesampainya
di Curug Ciparay, kami istirahat sejenak dengan memakan mie rebus, ngopi ngopi,
ngeteh ngeteh sambil memandangi aliran sungai dari Curug Ciparay. Di Curug
Ciparay ini ada 2 aliran sungai, aliran sungai yang dari Curug Ciparay itu dari
Curug Bidadari, sedangkan aliran sungai yang disampingnya dari Curug Geblug
sehingga bisa terlihat dari warna bebatuannya. Disini beberapa dari kami bersih
bersih ganti pakaian dan shalat, agar nanti pas sampai di bawah sudah tenang
tinggal pulang. Setelah cukup istirahat di Curug Ciparay, kami lanjut kembali
ke rumah Kang Jamal, ternyata masuk ke Curug Ciparay dari Ciasihan ini sangat
dekat hanya treking 10 menit langsung sampai di Curug Ciparay, beda jika masuk
lewat Gunung Bunder, butuh perjalanan 45 menit yang cukup melelahkan.
Sampai
juga kami kembali ke rumah Kang Jamal, sejenak istrirahat, serta disuguhi
minuman dingin dan ngobrol ngobrol sejenak, karena kondisi sudah mulai gerimis,
kami bertiga pun berpamitan kepada Kang Jamal dan Kang Alpin dan berterima
kasih serta berbagi sedikit rezeki dari kami bertiga karena telah mengantarkan
kami bertiga mengexplore beberapa curug hari ini dengan aman dan menyenangkan.
Sampai
ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.
Note
: Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini,
terima kasih