Pada touring sebelumnya ke Geoprak
Ciletuh, teman teman saya berkunjung ke salah satu curug yang masih alami
disana namanya Curug Larangan yang berada di Kp.Cisaar Ds.Girimukti Kec.Ciemas
Sukabumi, airnya pun sangat jernih, berbeda dengan curug curug lain di Ciletuh
yang alirannya dari sungai yang berwarna coklat, saya tidak bisa ikut waktu itu
karena ada keperluan. Saya penasaran dengan Curug Larangan ini, akhirnya dengan
trip yang dadakan hanya berdua saja, saya pun mencoba kesana.Hari jumat saya mengontek
Pardi apakah dia bisa pergi ke Curug Larangan ini, jika bisa rencananya kami
akan berangkat sehabis ashar, soalnya kalau berangkat malam walau sudah minum
kopi banyak pasti ngantuk ngantuk juga di jalan, oke dia pun bisa berangkat
untuk mengexplore Curug Larangan esok harinya.
Pukul 14.30 saya samper ke rumahnya
Pardi karena tidak begitu jauh juga dari rumah saya, mulailah kami start
berangkat dari Bekasi sekitar pukul 15.00. Jalur yang akan kami lalui meliputi Bekasi – Ps.Cileungsi – Ps.Citeureup –
Sirkuit Sentul - Jl.Raya Bogor – Kebun Raya Bogor – Baranangsiang – Tajur –
Ciawi – Caringin – Cigombong – Cibadak – Jembatan Bagbagan – Jl.Baru Loji
Ciletuh – Jembatan Cisaar – Curug Larangan. Sesampainya di depan Sirkuit
Sentul kami belok ke kanan ke arah Jalan Raya Bogor.
Sesampainya di Jl.Raya Bogor lalu terus
melewati Kebun Raya Bogor, suasana mendung mulai menyelimuti kota Bogor, benar
saja sampai di Lipo Plaza Ekalokasari turun hujan yang deras, kami pun masuk ke
mallnya untuk berteduh sejenak sambil mencari mushola juga untuk shalat ashar
karena tidak sempat membawa jas hujan. Mungkin sekitar 1 jam kami menunggu
hujan kecil dahulu sehingga bisa melanjutkan perjalanan kembali, di jalan pun
masih tetap hujan gerimis akhirnya kami berhenti untuk membeli jas hujan dulu
agar tidak tertunda perjalanannya karena hujan. Sampai di Ciawi kami mengambil
arah ke Sukabumi, melewati Caringin lalu Cigombong dan belok ke kanan ke arah
Cibadak, sebenarnya tadi kami ingin lewat jalur Cikidang tapi karena malam hari
tidak ada penerangan di jalan Cikidang akhirnya kami lewat jalur Cibadak saja
yang ramai.
Sesampainya di Bagbagan kami ambil ke
kiri ke arah plang petunjuk Geopark Ciletuh atau Ujung Genteng.
Di simpang Loji kami ambil ke kanan
bawah, jalur ini merupakan Jalan Baru ke Geopark Ciletuh yang bisa setengah
perjalanan dari jalur lama yang biasa di tempuh sekitar 71 Km menjadi hanya 33
Km. Jalan Baru ini masih aspal mulus selama perjalanan, tapi lampu penerangan
jalannya belum ada sehingga berasa gelap banget kalau jalan hanya 1 motor saja
disini. Selama perjalanan di jalan baru ini pemandangan di malam hari sangat
menakjubkan dengan ratusan keramba ikan yang ada di laut yang menyala terang
seperti pesawat alien yang sedang mendarat.
Pukul 20.45 kami sudah sampai di
Jembatan Cisaar, disini kami bingung, di web katanya setelah jembatan ada jalan
di kiri jalan menuju perkampungan akan tetapi ko ngga ada jalannya, malahan
perkampungannya itu ada di kanan jalan, kami coba masuk perkampungan di kanan
jalan itu tapi di ujung buntu dan kayaknya mentoknya di laut sedangkan curug
itu ada di perbukitan atau gunung, karena bingung ya sudahlah kami cari warung
terdekat yaitu ada di samping Jembatan Cisaar ini, kami meminta izin untuk menginap
semalam kepada pemilik warung dank arena perut udah lapar juga, kami memesan
sate 20 tusuk disini sambil ngobrol ngobrol dengan pemilik warung. Ternyata
jalan menuju Curug Larangan ini memang ke kiri kata si pemilik warungnya, kalau
malam emang ngga terlalu kelihatan, nanti masuk aja ke jalan itu terus ada
perkampungan, parkir di kampung itu lalu jalan kaki ngga lama ke Curug
Larangannya.
Malam semakin larut akhirnya kami berdua
tidur di warung ini dan diberikan bantal oleh pemilik warung, selama tidur
disini banyak hal hal aneh, setiap 30 menit sekali saya ataupun Pardi terbangun
karena mimpi yang aneh aneh dan banyak suara aneh aneh juga di sekitar warung,
karena di belakang warung adalah sebuah jembatan dan hutan, lalu di depan
warung adalah perbukitan, jadi banyak hal hal aneh selama semalaman, oh iya
walau sudah dini hari ternyata masih banyak rombongan motor yang lalu lalang
menuju Geopark Ciletuh. Paginya setelah ngopi ngopi, pukul 06.00 kami
meninggalkan warung dan berterima kasih karena sudah diizinkan menginap
semalaman. Melewati Jembatan Cisaar benar saja setelah jembatan ada sebuah
jalan di kiri, lalu kami masuk ke dalam.
Setelah melewati kebun kebun barulah
kami sampai di sebuah perkampungan yaitu Kp.Cisaar, ada sebuah mushola kami
belok ke kiri dan sampailah kami di tempat parkir dari Curug Larangan, disini
hanya ada motor kami saja yang ada, tidak ada pengunjung lain.
Karena kami berdua tidak mengetahui
persis jalan ke Curug Larangan dari parkiran ini, lalu kami pun meminta kepada
salah satu warga untuk mengantarkan ke Curug Larangan. Trek pertama kami
melintasi sebuah jembatan dari bambu yang di bawahnya ada sebuah sungai yang
kering, sungai ini kalau ada airnya, airnya berasal dari Curug Larangan. Biasanya
kalau sabtu minggu katanya disini ada aja yang dating, tapi sekarang lagi sepi
karena musim kemarau. Mengikuti jalan setapak di pinggir sungai yang kering,
sekitar 15 menit berjalan kai, kami sudah tiba di depan Curug Larangan.
Curug Larangan saat ini sedang agak
kering karena musim kemarau, terlihat hanya sedikit air yang mengalir dari atas
curugnya. Curug Larangan ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan
kedalaman di pinggir 1.5 meter dan di tengah sekitar 5 meter dengan air yang
jernih serta dingin, Curug Larangan ini juga di kelilingi dengan pohon pohon
yang lumayan tinggi sehingga menjadi teduh.
Setelah melihat lihat lingkungan Curug
Larangan, tidak afdol kalau ke curug ngga nyebur, kami berdua pun mandi di
Curug Larangan ini, mumpung tadi habis dari warung belum mandi, mandinya di
curug aja dah, masih pagi juga sekitar pukul 08.00.
1 jam kami berdua berada di Curug
Larangan ini, belum ada pengunjung lain yang datang. Pukul 09.00 kami berdua
meninggalkan lokasi Curug Larangan, karena ada tempat yang bagus lagi di Jalan
Baru Loji Ciletuh ini yang harus di lihat. Di perjalanan treking balik ke
parkiran ada beberapa orang dari pemerintah daerah yang sedang meninjau Curug
Larangan ini, kelihatannya ke depannya akan menjadi objek wisata. Sampai di
parkiran kami berpamitan dan berterima kasih kepada warga yang mengantar kami
ke Curug Larangan tadi, lalu kami meninggalkan Kp.Cisaar ini.
Keluar dari Kp.Cisaar kembali ke jalan
utama Loji Ciletuh kami berdua lanjut ke atas, di atas banyak spot spot foto
yang bagus, jika mau ke laut juga tingga jalan kaki dari jalan.
Hari pun semakin siang, agar sampai
kembali ke Bekasi masih sore akhirnya sekitar pukul 11.00 kami berangkat pulang
menuju Bekasi. Jalur pulang kami tidak melalui Cibadak karena dikhawatirkan macet
di pasarnya nanti, kami mencoba jalur Cikidang, melalui jalur Cikidang berasa
lama juga karena jalanan disini agak rusak jadi tidak bisa melaju dengan
kencang dengan kendaraan, padahal kalau di ukur jalannya lebih singkat lewat
Cikidang dibandingkan dengan Cibadak. Pukul 16.00 akhirnya kami tiba kembali di
Bekasi.
Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke
curug curug selanjutnya.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin
mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih