Curug
ini adalah rekomendasi dari teman saya si Mia, Novi dkk yang sudah kesana,
suasananya masih alami banget katanya, semakin membuat saya penasaran. Seminggu
setelah mereka kesana, saya pun kesana dengan teman teman saya pada hari Sabtu
31 Mei 2014, saya Sayid, Dani dan Sopian meluncur dari Bekasi pukul 09.00. Kami
melalui jalur Bantar Gebang – Cilengsi – Citereup – Babakan Madang – Sentul
City – Bukut Pelangi – Gadog – Megamendung – Cisarua. Sesampainya di Cisarua
kata teman kami si Mia patokannya yaitu Pasar Cisarua kedepan sedikit nanti ada
Indomaret/Alfamart di kiri jalan nah masuk ke gang di sampingnya. Kami nemu dah
tuh gangnya, lalu bertanya sejenak kepada warga apa benar ini jalur menuju Desa Batulayang, benar katanya, lalu kami pun terus menelusurinya. Jalannya berbelok
belok dan kami pun terus bertanya kepada warga, banyak warga yang tidak tahu tentang Curug Kembar Batulayang, mereka tahunya Curug Kembar yaitu Curug Cilember, ya wajar saja
karena Curug Kembar Batulayang dan Curug Cilember itu tetanggaan daerahnya.
Kondisi
mulai turun gerimis hujan, kami terus bertanya akhirnya sampai juga di lokasi,
di pintu masuknya tidak ada penjaganya akhirnya kami menitipkan motor di salah
satu rumah warga. Kami tracking ke curugnya, bener bener masih alami banget dan
hawa mistisnya kerasa mungkin kaena curug ini belum banyak didatangi orang,
sesekali kami harus menyebrangi aliran air, patokan kami hanya aliran air
karena tidak ada petunjuk untuk menuju curug ini. Akhirnya sampailah kami di
Curug Kembar Batulayang sekitar 45 menit tracking, dinamakan kembar karena ada
2 curug bersebelahan yang jaraknya kira kira 10 meter.
Kondisi di curug ini memang masih mistis banget, beda banget hawanya, kami pun berfoto foto terlebih dahulu, nah habis berfoto barulah kami mandi.
Dani
yang sudah ganti pakaian dan ingin mandi di curugnya tiba tiba dia terpeleset
di bebatuan dan telapak tangannya terkilir, akhirnya takut terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan kami pun tidak jadi mandi dan pergi kembali menuju parkiran.
Sesampainya
diparkiran kami menanyakan ke warga ada yang bisa ngurut atau tidak,
Alhamdulillah lalu dipanggil seorang warga yang bisa ngurut. Dani pun di urut
dan di perban telapak tangannya agar tulangnya tidak bergeser. Selama proses
Dani di urut kami bertanya tanya kepada warga, wah ternyata kata warga disini
banyak juga orang yang kepeleset di curug itu ketika berkunjung. Memang agak
janggal juga si dengan curugnya sepi banget, jalannya juga lumayan jauh.
Setelah
selesai di urut si Dani, kami sejenak makan siang dan sholat agar tidak terjadi
apa apa di jalan, lalu setelah itu kami semua pulang kembali ke Bekasi.
Alhamdulillah 2 minggu setelah di urut, tangan si Dani pun normal lagi.
Sampai
ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.