Sebelumnya saya mendapatkan informasi dari salah seorang
teman kalau di Jonggol masih ada curug lagi yaitu Curug Saridun, saya pun lalu
search di Instagram dengan #curugsaridun benar saja sudah ada sekitar 6 foto
curugnya di Instagram, bertanya tanya lewat Instagram didapatlah informasi
letak dari Curug Saridun ini di Kp.Arca Ds.Sukawangi Kec.Sukamakmur Bogor,
patokannya sekolah SD Negeri Arca. Saya pun menyiapkan rencana untuk kesana
weekend nanti.
Hari Sabtu 29 Juli 2017 saya Pak Sogak dan Supardi memulai
berkunjung kesana, sabtu pagi saya dan Supardi langsung berjalan menuju rumah
Pak Sogak di Cibarusah Cikarang, sekitar pukul 06.30 kami berdua sampai di
rumah Pak Sogak, setelah semua siap kami pun mulai berangkat menuju Curug Saridun.
Jalur yang kami lalui meliputi Cibarusah - Jonggol - Dayeuh – Pasar Sukamakmur – Rawa Gede - Curug Ciherang
– Curug Cipamingkis – Curug Cisarua – Curug Arca – SD Negeri Arca – Curug Saridun.
Setibanya di Pasar Jonggol kami mengisi perut dahulu dengan memakan nasi uduk
dan berbincang bincang dengan warga yang sedang ngopi ngopi disini juga, hasil
dari perbincangan itu kami mendapatkan informasi kalau di Gunung Batu ada
sebuah curug yang belum di buka buat umum juga namanya Curug Pancaniti, Curug
Pancaniti ini terletak di perkebunan kopi warga dan terdiri dari 5 tingkat
(titian) dengan setiap tingkatnya ada kolam yang jernih, kalau siang itu banyak
monyet yang turun untuk minum di curugnya, nanti kalau sudah di buat jalur dan
perizinanannya akan di buka buat umum.
Setelah perut kenyang lalu kami lanjut perjalanan lagi,
dari Pasar Jonggol ini kami berbelok ke kanan ke arah Dayeuh/Sukamakmur.
Lurus terus saja mengikuti jalan, kira kira 45 menit
nanti bertemu sebuah pertigaan di Pasar Desa Sukamakmur yang jika lurus
mengarah ke Citerureup/Sentul, jika ke kiri mengarah ke Gunung Batu/Mekarwangi,
lalu kami mengambil ke kiri menuju Gunung Batu/Mekarwangi.
Lurus terus saja mengikuti jalan kira kira 20 menit nanti
bertemu pertigaan yang mengarahkan jika ke kiri menuju Gunung Batu/Tanjung Sari
dan jika ke kanan menuju Pinus/Mekarwangi, kami mengambil ke kanan menuju
Pinus/Mekarwangi.
Dipertengahan jalan kami melihat ada curug baru yaitu
Curug Tonjong, di lihat dari bentuknya curug ini cukup pendek, jadi kami
meneruskan perjalanan kembali.
Lalu kami melewati plang Rawa Gede, Curug Ciherang, Curug
Cipamingkis. Di plang Curug Cisarua kami berhenti dahulu untuk melihat petunjuk
jalan yang berpatokan dengan sekolah SD Negeri Arca. Kondisi pagi hari yang
sudah mulai turun kabut dan seperti sehabis hujan.
Kami lanjutkan perjalanan kembali, melewati depan Curug Arca, kondisi Curug Arca ini sepertinya ditutup dilihat dari gerbang masuknya di portal kemungkinan ada longsor sehingga curug ini di tutup. Dari Curug Arca ini kami mulai memperhatikan kiri jalan karena letak sekolah SD Negeri Arca ini ada di kiri jalan. Setibanya kami di depan sekolah SD Negeri Arca kami berhenti untuk bertanya kepada ibu ibu yang sedang merapihkan dagangan warungnya, menurut ibu ibu itu untuk ke Curug Saridun di samping sekolahan SD Negeri Arca itu ada belokan ke kiri nah belok aja nanti parkirnya di rumah Pak RW, dan kami pun mengikuti petunjuk jalan dari ibu ibu tadi.
Jalanannya baru di beton sepertinya ingin di buka untuk
umum Curug Saridun ini dengan membangun fasilitas penunjang jalanannya, kami
mengikuti jalanan beton sampai habis, ya tidak lama sekitar 5 menit dari
sekolah SD Negeri Arca tadi ada sebuah masjid dan disitulah rumah Pak RW, tapi
sebelumnya kami sempat nyasar terus ke depan sampai perkebunan untungnya ada
ibu ibu dan kami bertanya arah ke Curug Saridun, kata ibu ibunya sudah kelewat
nanti ada masjid parkir disitu aja di rumah Pak RW, disini juga ada curug lagi
namanya Curug Gunung Arca tapi lumayan jauh dan biasanya buat tempat ziarah.
Di rumah ini ada Pak RW lalu kami bertanya kalau ke Curug
Saridunnya berapa lama pak, oh sebentar paling 10 menit ikuti jalan setapak aja
ke bawah sekitar 200 meter, kemarin juga ada yang kesini dari cileungsi sama
dari bogor kota kata Pak RW nya, lalu kami parkirkan motor di samping rumah Pak
RW dan mulai berjalan menuju curugnya.
Perjalanan ke Curug Saridun ini melewati lahan pertanian
warga, banyak jenis sayuran yang di tanam disini mulai dari wortel, brokoli,
kol, tomat dll.
Di sebuah tanah lapang yang cukup bagus pemandangannya
kami berheni untuk berfoto dahulu.
Lalu kami lanjutkan perjalanan menuruni bukit mengikuti
jalan setapak dan akhirnya kami sampai di depan Curug Saridun ini.
Curug Saridun ini memiliki ketinggian sekitar 10-15 meter
dengan kedalaman kolamnya sekitar sepinggang orang dewasa.
Karena masih baru belum terkenal seperti Curug Ciherang
dan Curug Cipamingkis, disini masih sepi. Aliran airnya yang sangat deras jadi
kami tidak mandi di Curug Saridun ini hanya berfoto foto saja.
Sebagai catatan Curug Saridun ini letaknya di bawah bukit yang diatasnya terdapat pemukiman warga jadi airnya tidak jernih jernih banget tapi masih agak bening (ngga butek) disekitar bawah curugnya juga banyak sampah plastik makanan dan botol minuman dan saran saya karena curug ini masih baru ke depannya agar lebih di jaga lagi kebersihan di sekitar curugnya agar pengunjung pun merasa nyaman, tidak hanya bagi warga setempat tapi bagi pengunjung lain pula kalau ke curug sampahnya jangan di buang begitu saja tapi di buang di tempat yang sudah disediakan atau di bawa pulang buat oleh oleh.hehehehe
Dan kami pun kembali menuju parkiran, sangat menguras
tenaga ketika perjalanan balik ke parkiran karena jalurnya terus menanjak
menguras cakra yang sempat terisi di curug tadi. Sesampainya di parkiran lalu kami
pulang, karena disini belum dikelola jadi masih gratis masuk dan parkirnya tapi
kami memberikan uang parkir & masuk seikhlasnya pada Pak RW berbagi rezeki.
Karena kondisi masih siang baru pukul 11.30 lalu kami berisitirahat di warung
di puncak Kampung Arca ini sambil mengisi perut sejenak dan melihat pemandangan
alam disini.
Saya dan Supardi menyempatkan berbelanja sayuran disini,
lumayan di gunung pasti masih segar semua sayurannya dan murah murah lagi, baru
kali ini abis maen ke curug bawa oleh oleh.hehehe Pada perjalanan pulang kami
mampir dahulu ke Gunung Batu, Pak Sogak penasaran sama villa yang lagi ngehits
disana, sampai di Gunung Batu langsung disambut dengan hujan deras, lumayan ujan
ujan gini ngopi sama makan gorengan di warung.
Setelah hujan reda kami melanjutkan perjalan pulang lewat
Gunung Batu Cariu, tanpa sadar kami pun nyasar lewat jalur lain bukan tembus di
Cariu, tapi di jalan ini kami menemukan wisata baru yaitu Wisata Tebing Harow
ada rumah pohon dan curugnya juga disini.
Jalan yang belum pernah kami lewati ini tembusnya di
Jalan Raya Jonggol Cariu, ternyata Jonggol itu luas banget, karena jembatan
cibeet masih dalam perbaikan lalu kami lewat bawah jembatannya dengan membayar
3.000/motor. Sesampainya di Pasar Jonggol turun hujan deras alhasil kami hujan
hujanan karena tidak membawah jas hujan dan betapa kecewanya kami ketika sampai
di Setu Cibitung jalanan kering.hahahaha
Sampai ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug
selanjutnya.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar
atau cerita dari blog ini, terima kasih.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar