Tanggal
30 Agustus 2015 kami melakukan perjalan ke Karawang tepatnya ke sebuah objek
wisata air terjun/curug yang masih alami dan belum banyak orang yang tahu serta
masih asing di telinga orang yaitu Curug Lalay namanya. Saya dan teman saya saat
bekerja dahulu di PT SANYO yaitu Pak Yudi atau akrab di kenal dengan panggilan
Pak Sogak berangkat dari Bekasi tepatnya dari Bulak Kapal Bekasi Timur pukul 07.00. Dengan menggunakan motor kami berangkat menuju Karawang tepatnya di
Kampung Tonjong Roke , Desa Medalsari , Kecamatan Pangkalan
, Karawang.
Perjalanan
kami tempuh melalui jalur Bulak Kapal Bekasi Timur - Bantar Gebang - Cileungsi -
Jonggol - Perempatan Cariu Loji - Desa Medalsari. Dari perempatan Cariu Loji
kami mengambil ke arah kiri ke arah Loji Karawang, tidak begitu lama dari
perempatan itu kami belok ke arah kanan (patokan banyak konter HP bejejer)
ikuti jalannya terus sebentar lalu sampai menemukan pertigaan lagi lalu kami
ambil ke kiri jalan (bukan lurus), kemudian lurus sebentar ada pertigaan lagi
kami ambil ke kiri (patokan ada jualan beras), dari belokan ke kiri ini hanya
tinggal mengikuti jalan saja sekitar 30 menit sampai melewati 3 buah jembatan.
Setelah
30 menit sampailah kami di depan kawasan wisata Mini Green Canyon Karawang
setelah menempuh jarak 1.5 jam dari bekasi dari jam 07.00 - 08.30. Ya memang
untuk menuju Curug Lalay kita destinasi dahulu di Mini Green Canyon Karawang
setelah itu harus berjalan kaki selama 2 jam ke curugnya. Untuk biaya masuk ke
curugnya tidak ada, namun kita harus menyewa guide warga disini harganya
lumayan mahal yaitu 100.000/perjalanan. Di lokasi ini menurut warga terdapat 4
buah curug yaitu Curug Pariuk, Curug Dempet, Curug Lalay dan Curug Pengantin.
Setelah
mendapatkan guide, kami langsung melanjutkan perjalan ke curugnya dengan
berjalan kaki selama 2 jam, jalurnya tidak terlalu ekstrim, hanya jalan setapak
lalu menyebrang kali beberapa kali, melewati sawah 3 kali, perlu di ingat juga
kalau kesini harus sediakan makanan dan minuman karena warung hanya sampai pada
Pos 5 yang ada di tengah sawah, selanjutnya tidak ada warga yang berjualan
lagi.
Setelah
1.5 jam perjalanan kami melewati sebuah curug yaitu Curug Pariuk, namun akses
jalan ke bawahnya belum di buat oleh warga jadi kami terus melanjutkan
perjalanan. Tidak lama kemudian kami menemukan curug lagi yaitu Curug Dempet,
di namakan Curug Dempet karena lokasi curugnya yang diapit/dempet dengan batu
besar, kedalaman curug ini berkisar 1-1.5 meter.
Kami lanjutkan kembali perjalanan, setelah 2 jam menempuh jarak berjalan kaki akhirnya sampailah ke Curug Lalay pada pukul 09.30, sungguh indah dan masih alami sekali curugnya. Menurut guide kami nama Lalay itu artinya Kelelawar, jadi pertama kali ada warga yang melihat kelelawar besar yang terbang di atas curugnya, lalu dinamakan Lalay dalam bahasa sunda.
Curug Lalay memiliki ketinggian sekitar 7-9 meter dengan 2 tingkat curug serta kedalaman Curug Lalay ini sekitar 1-3 meter, buat yang tidak bisa berenang lebih baik main airnya berada di pinggir saja seperti saya.hehehe
Baru
kali ini saya ke curug itu airnya sangat segar jika diminum tidak sepet atau
bau atau pahit, bener - bener seger kalau di minum seperti air aqua dingin,
mungkin karena curug ini masih alami belum ada pencemaran seperti sampo, sabun,
sampah dll. Kalau tidak percaya silahkan buktikan sendiri.
Setelah
puas mandi di curug lalay, kami melanjutkan perjalanan ke Curug Pengantin,
dekat hanya 100 meter dari Curug Lalay jaraknya, namun sangat ekstrim jalannya
yaitu dengan menaiki tebing dengan kemiringan 45 derajat, harus ekstra berhati
hati karena kalau terpeleset yah wassalam dah. Sampai di Curug Pengantin wah
luar biasa indahnya, Curug Pengantin memiliki 5 tingkat yang berkisar 15 meter
setiap tingkatnya, keren keren bener dah ini baru curug, udah keren lalu airnya
juga bisa di minum, saya aja habis 3 botol aqua buat persiapan jalan pulang
juga. Dari Curug Pengantin juga kita bisa menuju ke Curug Lalay tingkat kedua.
Setelah puas mandi dan menikmati keindahan alam di sekitar curugnya, pukul 13.00 kami pun berjalan pulang, di tengah perjalanan kami pun menemukan rombongan orang yang mau ke curug sedang istirahat di Pos 5 di tengah sawah, dalam hati ke curug jam segini mau pulangnya jam berapa, mana banyak rombongan wanita dan anak kecilnya, ya sudahlah kami pun melanjutkan perjalanan lagi akhirnya tiba di parkiran pukul 15.00. Sudah banyak sekali orang di parkiran yang sedang berkunjung ke Mini Green Canyonnya, ternyata objek wisata Mini Green Canyon sudah mulai terkenal, berbeda saat saya pertama kali kesini bulan Mei 2015 masih sepi, sayangnya sudah tidak alami karena Curug Ciomas 1 sudah di semen yang akhirnya sudah tidak berbentuk curug lagi. Pantas sudah rame karena kata warga sekitar pernah ada syuting disini yang memperkenalkan Mini Green Canyon sebagai objek wisata selain Curug Cigentis yang sudah terkenal terlebih dahulu.
Setelah
istirahat di warung sejam, pukul 16.00 kami pun berjalan kembali ke Bekasi,
biaya parkir hanya 5.000/motor, murah meriah. Jika anda mau ke Mini Green
Canyonnya hanya bayar parkir saja tidak ada tiket masuknya. Sampailah kami di
Bekasi pada pukul 18.00 dan akhirnya istirahat di rumah.
Perjalanan Kedua
Pada
kesempatan kedua saya ke curug ini awal awalnya berbincang bincang tentang
rencana jalan tahun baru di kontrakan Enceng, disitu ada saya Isnen dan Enceng
lalu saya mengusulkan untuk ke Curug Pengantin yang di Karawang, mereka pun
setuju dengan usulan itu dan dipilih hari sabtu tanggal 2 Januari 2016 agar hari
minggu bisa beristirahat karena perjalanan cukup jauh 2.5 jam jalan kaki ke
curugnya.
Hari
sabtu tiba, saya mengajak teman saya Supardi lalu Irfan dan Novi menunggu di
samping kampus sambil makan bubur ayam, udah jam 07.00 tapi si Enceng belum
datang juga, kebiasaan dia kalau tidur pasti susah dibangunin padahal tidurnya
di rumah Roni biar ada yang bangunin. Saya pun menelpon Roni, si Enceng bener
susah dibanguninnya, lalu saya menunggu sampai jam 07.30 menelpon Roni lagi si
Enceng udah pulang mandi dulu dan si Roni nyamperin kami ke tukang bubur.
Karena
menunggu Enceng mandi lama minimal 30 menit, lalu kami di suruh duluan
berangkat sedangkan dia nanti menyusul. Setelah selesai makan bubur Saya,
Supardi, Roni, Irfan dan Novi jalan beragkat pukul 08.00, perjalanan kami
tempuh melalui rute Bekasi – Bantar Gebang – Cilengsi – Jonggol – Perempatan
Loji Cariu – Tonjong/Ciomas. Pukul 09.00 kami sudah tiba di Perempatan Loji
Cariu dan menelpon Enceng sudah sampai mana dia berangkat, ternyata baru sampai
Mekarsari, kami pun melanjutkan perjalanan lagi menuju Tonjong/Ciomas/Green
Canyon, diperjalanan banyak komunitas bersepeda yang sedang ingin menuju ke
Green Canyon juga.
Pukul
09.30 kami tiba di Green Canyon Karawang, luar biasa padatnya pengunjung disini
mungkin ada ratusan orang, kami memakirkan motor di tempat yang belum ramai dan
jalan terdekat tracking menuju Curug Lalay & Pengantin.
Berbincang
bincang dengan penjaga parkir kalau kami ingin ke Curug Lalay, lalu dipanggikan
Guide orang situ namanya Pak Tulus, harga Guide 120rb dengan 6 orang jadi
perorang patungan 20rb saja, karena si Enceng belum tiba disini jadi kami
menunggu Enceng dahulu, pukul 10.00 Enceng pun datang dan berganti pakaian
celana pendek karena trek yang dilalui banyak sungai. Kami pun bersiap berjalan
kaki menuju Curug Lalay, melewati sebuah villa yang di jaga Pak Tulus ternyata
disini ada orang orang yang menunggu kami jadi dalam sekali jalan Pak Tulus
bisa dapat 2 kelompok.
Berjalan
sebentar dari villa ternyata sekarang ada pintu masuk pos penjagaan disini
dengan harga 5.000/orang, mungkin ini untuk para pengunjung yang ingin
menikmati kolam kola yang ada di sekitaran sungai, memang cukup dalam juga
kolam kola di sekitara sungai ini antara 1-3 meter dan lumayan jernih juga
airnya. Kami pun melewati pos penjagaan itu karena kami sudah sepakat paket
120rb harganya ke Curug Lalay, waw banyak sekali orang orang disini mulai dari
ada yang berenang berenang di sekitaran sungai atau menikmati keindahan
alamnya.
Sesekali
kami melewati sungai yang dalamnya hanya sedengkul dan melewati persawahan,
melewati sungai lagi dan melewati persawahan, saya tidak menghitung berapa
banyak kami melewatinya.
Saya
kaget ternyata banyak sekali warung di setiap jalan sampai padahal waktu
pertama kali saya kesini warung itu hanya ada terakhir dipertengahan
perjalanan, menurut Pak Tulus tempat ini menjadi rame banyak orang dari luar
yang dating jadi warga sini banyak yang memafaatkannya untuk mencari rezeki.
Setelah berjalan kaki sekitar 2 jam sekitar pukul 12.00 kami semua sampai di
Curug Lalay dan disini pun sudah ada warung sehingga memudahkan pengunjung
untuk beristirahat.
Saya
tidak meneruskan perjalanan ke atas menuju Curug Pengantin karena sudah tahu
treknya.hehe Irfan dan Novi juga tidak ke atas dan kami bermain main saja di
Curug Lalay sedangakan yang lain seperti Enceng, Roni dan Supardi ke atas
bersama Pak Tulus untuk melihat Curug Pengantin. Nah ini foto foto yang mereka
dapat dari Curug Pengantin, sungguh indah banget dengan 5 tingkat yang
menjulang ke langit, memang dibutuhkan perjuangan juga untuk kesini.
Saya
dan Irfan menikmati mandi mandi di bawah Curug Lalay, perasaan saya curug ini
jadi dangkal hanya 1.5 meter padahal waktu pertama cukup dalam, mungkin karena
musim hujan banyak bebatuan yang jatuh dari atas sehingga mengurangi
kedalamnya, setelah mandi kami mengisi perut dan ngopi ngopi, indah bener ngopi
sambil melihat air terjun.
Beberapa
saat kemudian Enceng, Roni dan Supardi turun dari Curug Pengantin, mereka kapok
ke atas lagi, seperti hidup dan mati jalan di tebing batunya.hahahaha
Kami
semua akhirnya mandi mandi dan bersenang senang di Curug Lalay, karena
persediaan air kami habis lalu kata Pak Tulus agar mengambil air di celah yang
cukup besar yang ada di samping kanan Curug Lalay, disitu airnya belum di buat
mandi orang orang, dan menurut Pak Tulus tepat di atas pancuran air itu ada
Makom, saya lupa namanya. Saya, Enceng dan Supardi mengambil air disitu dan
mandi di bawah pancurannya, segeeerrrrr.
Sehabis
itu hujan gede mengguyur di kawasan Curug Lalay, waktu sudah menunjukkan pukul
15.00 dan kami segera kembali ke parkiran di Green Canyon, Pak Tulus khawatir
dengan hujan besar seperti ini karena nanti arus air di sekitara sungai menjadi
kencang karena belum lama ada korban 3 orang yang terseret di sungai ketika
hujan deras datang. Dipertengah perjalanan kembali ke parkiran kami semua
mengisi perut dahulu di warung karena pas berangkat kami sudah memesan, setelah
kenyang lalu melanjutkan perjalanan kembali dan akhirnya tiba di parkiran pukul
17.00 lalu berganti
pakaian yang basah dan istirahat sejenak meminum kopi.
Pukul
17.30 kami semua berangkat kembali menuju Bekasi.
Sampai
ketemu lagi diperjalanan saya ke curug curug selanjutnya.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.
Note : Sertakan sumbernya bila ingin mengambil gambar atau cerita dari blog ini, terima kasih.